Menurut perhitungannya, setelah pembubaran Petral, Pertamina harusnya menghemat sebesar USD22 juta (setara Rp250 miliar) per hari.
"Berarti telah terjadi jumlah penghematan Rp7,25 triliun per bulan. Tapi benarkah pengeluaran atau Harga Pokok Penjualan (HPP) Pertamina atas pembelian migas kepada pemasok telah berkurang sebesar Rp7,25 triliun atau lebih dan melakukan penghematan sebesar Rp250 miliar per hari? " ungkapnya.
Baca Juga: Cerita Dirut Pertamina yang Diprotes Soal Pembubaran Petral
Jika diakumulasikan, lanjut dia, selama empat tahun pascapembubaran Petral, terjadi penghematan mencapai Rp348 triliun. "Apabila hal ini benar tentu saja dapat membantu keuangan negara, mengatasi defisit APBN dan membuat harga BBM lebih layak bagi rakyat," ujarnya.
Menurut Defiyan, publik perlu mengetahui kejelasan atas perbedaan mekanisme pengadaan migas yang selama ini berjalan melalui mafia migas yang dituduhkan kepada Petral dan mekanisme pengganti Petral yang diperankan oleh struktur Integrated Supply Chain (ISC).