"Dari net ekspor tidak banyak yang bisa membantu disebabkan anjloknya harga komoditas energi dan pertambangan di akhir tahun. Ekspor ke negara tujuan utama karena perlambatan ekonomi global serta naiknya impor migas pada periode Oktober hingga Desember," katanya.
Sementara itu untuk pertumbuhan ekonomi tahunan 2018 diperkirakan hanya mencapai 5,15%. Pertumbuhan ekonomi masih ditopang oleh konsumsi rumah tangga yang tumbuh di kisaran 5%.
Sementara itu belanja Pemerintah memainkan peran penting sepanjang tahun 2018. Meskipun porsinya hanya 9,5%-10% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
"Ke depannya, belanja infrastruktur, sosial PKH, dana desa serta persiapan pemilu masih diharapkan support pertumbuhan ekonomi," katanya.
Sementara itu, lanjut Bhima, tantangan sebenarnya ada pada komponen net ekspor yang mengalami pelemahan. Hal tersebut dikarenakan adanya perang dagang antara Amerika Serikat dengan China.