Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

YLKI: Tol Trans Jawa Sepi karena Tarif Mahal

YLKI: Tol Trans Jawa Sepi karena Tarif Mahal
Foto: Dok. Jasa Marga
A
A
A

JAKARTA - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menyoroti tarif tol Trans Jawa masih mahal, baik untuk kendaraan pribadi maupun angkutan barang atau truk

"Akibat dari hal ini, volume trafik di jalan tol Trans Jawa, masih tampak sepi, lengang. Bak bukan jalan tol saja, terutama selepas ruas Pejagan," kata Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi dalam keterangannya dikutip Antaranews di Jakarta, Jumat (8/2/2019).

Untuk itu, usulan agar tarif tol Trans Jawa dievaluasi/diturunkan, menjadi hal yang rasional. "Masih sepinya jalan tol Trans Jawa, jelas dipicu oleh tarif tol yang mahal itu," katanya.

 Baca Juga: Pengusaha Truk Minta Tarif Tol Trans Jawa Turun 20%

Kedua, Tulus menilai Tol Trans Jawa juga terancam tidak akan menjadi instrumen untuk menurunkan biaya logistik, dikarenakan mayoritas angkutan truk tidak mau masuk ke dalam jalan tol.

"Menurut keterangan Ketua Aptrindo, Gemilang Tarigan, yang tergabung dalam tim Susur ini, menyatakan bahwa sopir tidak dibekali biaya untuk masuk tol. Kecuali untuk tol Cikampek. Truk akan masuk tol Trans Jawa, jika biaya tol ditanggung oleh penerima barang. Terlalu mahal bagi pengusaha truk untuk menanggung tarif tol Trans Jawa yang mencapai Rp1,5 juta," katanya.

Sementara itu, lanjutnya, harga makanan dan minuman di tempat peristirahatan (rest area) juga dirasa masih mahal. Karena itu, pengelola tol diminta untuk menurunkan biaya sewa lahan bagi para tenan, sebab patut diduga, mahalnya makanan/minuman karena dipicu oleh mahalnya sewa lahan bagi para tenan.

 Baca Juga: Jasa Marga Bersedia Turunkan Tarif Tol Trans Jawa, Asal...

Selain itu, Tulus menambahkan, para tenan diminta mencantumkan daftar harga terhadap makanan/minuman, dan barang lain yang dijualnya.

Tulus menuturkan di sepanjang jalan tol, belum terpasang rambu-rambu yang memberikan peringatan terhadap aspek keselamatan, seperti peringatan untuk hati-hati, waspada, jangan ngantuk, marka getar dan lainnya terutama di titik titik kritis.

"Ini sangat penting agar pengguna jalan tol tidak terlena karena jalan tol Trans Jawa yang lurus, dan jarak jauh," katanya.

Tulus menilai managemen lalu lintas di tempat peristirahatan favorit harus diperkuat karena sumber kemacetan baru justru potensi terjadi di rest area tersebut, khususnya di ruas Cikampek. Apalagi setelah Jasa Marga akan menggeser gate Cikarang Utama (Cikarut), ke titik km 70, di ujung tol Cikampek.

 Baca Juga: Tol Trans Jawa Disebut Mahal, Bos Jasa Marga: Banyak yang Happy

Di sisi lain, pergeseran loket pembayaran untuk melakukan rekayasa lalu lintas, sebab sudah tiga tahun terakhir ini mayoritas pengguna tol Cikampek adalah para commuter dari Bekasi, Cikarang dan sekitarnya yang jumlahnya mencapai 60 persen.

Lebih lanjut, kata Tulus, titik-titik kritis terhadap tangki bahan bakar adalah di ruas tol Palikanci, karena itu konsumen diimbau untuk mengisi BBM kendarannya di tempat peristirahatan 207, karena setelah itu keberadaan SPBU masih jauh. Jangan sampai kendaraan konsumen kehabisan BBM, apalagi nanti saat arus mudik Lebaran.

 

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement