"Harga naik maupun turun, untung atau rugi para petani di sini tetap bertanam. Bahkan mereka berani ekspansi ke daerah lain seperti Pemalang, Kendal dan Majalengka. Kemudian saat musim hujan, petani juga tetap berani tanam. Jadi, naik turun harga itu sudah biasa, toh hal itu tidak hanya terjadi di bawang merah," katanya.
Sementara itu, Ketua Petani Champion Bawang Merah Indonesia, Juwari menyarankan para pedagang besar agar mau membeli bawang merah secara langsung dari petani lokal. Namun, sebaiknya mereka menyimpan terlebih dulu di gudang-gudang penyimpanan.
"Artinya kerjasama dengan industri pengolahan perlu ditingkatkan. Kemudian saya juga mohon agar Bulog dan Kemendag dapat membantu menyerap bawang merah petani dan menyimpannya di CAS (controlled atmosphere storage)," katanya.
Direktur Sayuran dan Tanaman Obat, Moh. Ismail Wahab menambahkan budidaya bawang merah sampai saat ini masih menguntungkan. Menurutnya, Animo petani untuk tanam bawang merah masih sangat tinggi di berbagai daerah di Indonesia termasuk di Brebes.
"Ini artinya tanam bawang merah masih menguntungkan selama bisa diatur pola tanam dan diperbaiki tata cara budidayanya. Efisiensi produksi dengan membuat pupuk organik dan pestisida hayati sendiri akan lebih irit dan tentunya ramah lingkungan," katanya.