Ke depan wilayah lain juga akan dibuat kegiatan strategis daerah,” kata Hari. Adapun titik-titik penataan trotoar di Jakarta Pusat, yakni kawasan Senen meliputi Jalan Kramat Raya hingga Jalan Senen Raya; kawasan Cikini meliputi Jalan Cikini Raya, Jalan Pegangsaan Timur, Jalan Pegangsaan Barat, Jalan Pangeran Diponegoro, serta Jalan Raden Saleh Raya; kawasan Kemang Jakarta Selatan meliputi Jalan Kemang Raya; dan kawasan Kuningan hingga Tebet meliputi Jalan Prof Dr Satrio dan Jalan Casablanca.
”Itu skala prioritas seperti di Jalan Kemang Raya yang merupakan salah satu pusat kuliner dan wisata di Jakarta,” ungkapnya. Untuk penataan trotoar di Jakarta Utara, yakni kawasan Sunter meliputi Jalan Danau Sunter Selatan, Jalan Sunter Jaya, Jalan Sunter Jaya 1; dan kawasan Penjaringan di Jalan Jembatan Tiga.
Dua lokasi penataan trotoar di Jakarta Barat, yakni kawasan Grogol, tepatnya Jalan Prof Dr Latumenten, dan kawasan Tomang di Jalan Tomang Raya. Sementara penataan trotoar di Jakarta Timur akan dilakukan di kawasan Jatinegara di Jalan Otto Iskandardinata dan kawasan Cililitan di Jalan Mayjen Sutoyo.
”Anggaran penataan trotoar di Jakarta Utara sebesar Rp35 miliar. Sementara di Jakarta Barat dan Jakarta Timur masing-masing Rp25 miliar,” kata Hari. Ketua Koalisi Pejalan Kaki Ahmad Safrudin menuturkan, untuk mewujudkan kota layak huni itu idealnya dengan walk ability index yang memadai serta masuk agenda strategis pembangunan kota. Sebab akan ideal lagi apabila pembangunan fasilitas pejalan kaki bisa merata dan berimbang ke seluruh wilayah kota.
”Trotoar dan fasilitas pejalan kaki idealnya harus ada supaya pemerataan dalam waktu hampir bersamaan. Trotoar tidak perlu mewah. Cukup sederhana, namun memenuhi syarat agar walkable (mudah diakses oleh siapa pun termasuk anak-anak, lansia, dan penyandang disabilitas), permukaan kesat, tidak patah-patah dan penuh rintangan/lubang, serta menyeluruh ke berbagai pelosok kota,” ujar Ahmad.