JAKARTA – Pertumbuhan ekonomi pada kuartal I-2019 diprediksi tetap kuat. Hal ini ditopang oleh permintaan domestik, baik dari konsumsi swasta maupun konsumsi pemerintah.
Konsumsi swasta diperkirakan tumbuh kuat seiring dengan daya beli terjaga, tingkat keyakinan konsumen yang membaik, serta dampak positif persiapan pemilu dan realisasi bantuan sosial yang tinggi.
“Investasi diperkirakan tumbuh melambat tercermin dari penjualan semen yang menurun. Investasi non bangunan juga melambat, terindikasi dari realisasi impor barang modal yang lebih rendah,” kata Deputi Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI) IGP Wira Kusuma di Jakarta.
Baca Juga: Banyak Negara Krisis Ekonomi, Gubernur BI: Kita Harus Bersyukur
Adapun ekspor masih melambat dipengaruhi perlambatan ekonomi dunia yang kemudian berdampak pada penurunan volume perdagangan dan harga komoditas dunia. Perlambatan ekspor terjadi, baik pada produk pertanian, pertambangan, maupun manufaktur.
“Sementara itu, impor terus menurun sejalan dengan kebijakan yang ditempuh untuk mengurangi defisit neraca transaksi berjalan. Penurunan impor terjadi pada barang konsumsi dan bahan baku,” ujarnya.