Dia kemudian kembali ke London pada usia 23 tahun dan menjadi manajer resepsionis termuda di The Berkeley. Karier itu diikuti dengan dua tahun bekerja di satu hotel di Bermuda. Dia pun ingin kembali ke Inggris saat dia ditawari posisi manajer umum di hotel di Hampshire saat dia berusia 28 tahun. Dia memegang jabatan itu delapan tahun, tapi kemudian dia memutuskan ini saatnya mengelola hotelnya sendiri.
“Saya berusia 36 tahun, saya telah melakukan sejumlah pekerjaan untuk orang lain, dan saya pikir, apakah ini apa yang saya ingin lakukan hingga sisa hidup saya, atau saya akan mencoba dan melakukan yang lain?” ungkap dia.
Sesuatu yang lain itu adalah hotel butik pusat kota yang secara khusus fokus pada makanan dan wine. Jadi pada 1994, dia bekerja sama dengan temannya Gerard Basset untuk meluncurkan Hotel du Vin di Winchester, Hampshire. Untuk mengumpulkan uang yang dia perlukan, Robin berupaya meyakinkan istrinya, Judy, agar sepakat bahwa mereka akan menjadikan rumahnya sebagai jaminan untuk mendapat pinjaman.
“Ini mungkin hal paling berani yang dilakukan Judy dan syukur Tuhan dia melakukannya,” kata dia.
Robin dan Gerard juga mendapatkan dana 500.000 poundsterling dari teman-teman dan keluarganya, serta meminjam 750.000 dari bank. “Saya seperti mengedarkan topi kepada semua orang yang kami kenal yang memiliki dana yang dapat diinvestasikan,” ujar Robin.
Karena kekurangan sumber daya, dua pendiri itu terpaksa ikut menyingsingkan lengan. “Gerard dan saya biasa menghabiskan waktu tidur di sofa untuk menyediakan layanan pada malam hari. Ini melelahkan, kami melakukan semuanya dari membuat sarapan hingga melayani tamu di restoran. Tapi kami untung pada tahun pertama,” kata Robin.
(Feby Novalius)