Menurut Maryono, pertumbuhan kredit diawal tahun ini didorong oleh lini penyaluran kini sektor perumahan dan non perumahan. Untuk penyaluran kredit di sektor perumahan mencapai Rp219,72 triliun atau tumbuh 19,11% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya Rp184,46 triliun.
Menurut Maryono, permintaan kredit pemilikan rumah (KPR) subsidi memang masih menjadi pendorong kuat kenaikan total kredit di segmen perumahan ini. Berdasarkan catatan keuangan Bank BTN, KPR subsidi ini mencapai Rp101,99 triliun triliun atau naik 28,87% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (yoy) yang hanya Rp79,14 triliun.
Sementara itu, untuk untuk penyaluran KPR non subsidi hanya meraup sekitar Rp79,83 triliun. Angka ini mengalami kenaikan sebesar 14,37% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (yoy).
Sedangkan untuk penyaluran kredit konstruksi Bank BTN berhasil memberikan pinjaman sebesar Ro29,45 triliun atau tumbuh sekitar 8,96% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (yoy).
Sedangkan disektor non-perumahan Bank BTN mencatatkan pertumbuhan sebesar 24,24% yoy. Kenaikan tersebut ditopang laju positif penyaluran kredit di segmen kredit konsumer dan kredit komersial yang naik masing-masing sebesar 25,53% yoy menjadi Rp4,97 triliun dan 23,88% yoy menjadi Rp17,43 triliun per triwulan I-2019.
Sementara itu, meskipun mencatatkan penyaluran kredit yang positif, namun Bank BTN berhasil menjaga Non Performing Kian (NPL) alias kredit bermasalah berada di level 2%. Posisi tersebut jauh dibawah ambang batas atas NPL yang ditetapkan regulator yakni sebesar 5%.
(Dani Jumadil Akhir)