Namun, kondisi penyerapan yang tinggi itu ternyata tak berbanding lurus dengan penyalurannya. Bachtiar mengakui, penyaluran Bulog agak tersendat karena tak adanya program beras sejahtera (rastra) sehingga stok di gudang hampir penuh.
Bachtiar memastikan, beras yang akan di ekspor itu nantinya berasal dari produksi dalam negeri. Sementara beras impor hanya dijadikan sebagai stok beras di gudang Bulog untuk stabilisasi harga.
"Beras impor itu untuk cadangan beras, kita mengantisipasi kalau terjadi kemarau panjang dan ada bencana dan lain-lain," katanya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)