Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Negara Tujuan Investasi, RI Jadi Hub Manufaktur di ASEAN

Feby Novalius , Jurnalis-Rabu, 08 Mei 2019 |17:04 WIB
Negara Tujuan Investasi, RI Jadi Hub Manufaktur di ASEAN
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto (Foto: Kemenperin)
A
A
A

JAKARTA - Indonesia dinilai mampu menjadi hub manufaktur di tingkat ASEAN. Hal ini lantaran Indonesia masih menjadi negara tujuan utama untuk investasi, bahkan basis produksi bagi para produsen global untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik hingga ekspor.

“Oleh karena itu, pemerintah bertekad untuk terus menciptakan iklim investasi yang kondusif serta memberikan kemudahan perizinan usaha dan insentif bagi industri,” kata Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto, dilansir dari laman Setkab, di Jakarta, Rabu (8/5/2019).

Menperin menjelaskan, guna memacu kapasitas produksi di sektor manufaktur, diperlukan upaya untuk meningkatkan investasi.

“Kami mengharapkan utilisasi dari kapasitas yang ada terus naik, karena dengan kapasitas yang lebih besar akan bisa mendorong ekspor ke pasar tradisional dan pasar baru yang potensial,” ujarnya.

Baca Juga: 6 Fakta Investasi Kuartal I-2019, Nomor 2 Jadi Pelajaran

Pada kuartal I-2019, industri manufaktur memberikan kontribusi sebesar 22,7% dari total nilai investasi yang mencapai Rp195,1 triliun, yang berasal dari penanaman modal asing maupun dalam negeri. Guna menggenjot investasi di sektor industri, salah satu upaya yang dilakukan pemerintah adalah memberikan fasilitas insentif fiskal berupa tax holiday.

Airlangga optimistis Indonesia mampu menjadi pusat manufaktur di kawasan Asia Tenggara. Apalagi, beberapa sektor industri telah memiliki struktur industri yang dalam, mulai dari hulu sampai hilir. Misalnya, industri otomotif, tekstil dan pakaian, makanan dan minuman, logam dasar, dan kimia.

“Dalam waktu dekat, ada beberapa principal otomotif lagi yang bergabung dan akan menjadikan Indonesia sebagai hub manufaktur otomotif di wilayah Asia,” ungkap Airlangga.

Ia menyebutkan, potensi industri otomotif di Indonesia cukup besar, dengan jumlah produksi mobil yang mencapai 1,34 juta unit atau senilai USD13,76 miliar sepanjang tahun 2018. Saat ini, empat perusahaan otomotif besar telah menjadikan Indonesia sebagai rantai pasok global.

Baca Juga: Kepala BKPM: Ada Tren Peningkatan Investasi di Luar Jawa

Bagi Indonesia, industri pengolahan masih memberikan kontribusi terbesar kepada struktur produk domestik bruto (PDB) hingga 20,07 persen pada triwulan I tahun 2019. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah tersebut naik dibanding capaian sepanjang tahun 2018 sebesar 19,86%.

“Dari capaian 20% tersebut, laporan World Bank juga menunjukkan, Indonesia menempati peringkat kelima di antara negara G20,” kata Menperin.

Menurut Menperin, Indonesia hampir sejajar dengan Jerman, yang kontribusi sektor manufakturnya berada di angka 20,6%. Bahkan, menjadi yang tertinggi di Asean. Sementara itu, posisi teratas ditempati China (28,8%), disusul Korea Selatan (27%) dan Jepang (21%).

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement