Seperti dikutip dari buku Marketing Muhammad, Strategi Andal dan Jitu Praktik Bisnis Nabi Muhammad SAW, karya Thorik Gunara dan Utus Hardiono Sudibyo, terbitan Madani Prima, Sabtu (25/5/2019), murah hati yang membentuk marketing Nabi Muhammad SAW menjaga siapa pun dari melakukan sikap pembodohan dan pemanfaatan konsumen, murah hati adalah the center of soul marketing, sebuah konsep marketing yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW.
Kejujuran menghasilkan kepercayaan, keikhlasan menghasilkan ketenangan dalam bekerja, profesionalisme menghasilkan kesungguhan dan dedikasi tinggi serta silaturahmi membentuk jaringan kerja dan keuntungan moril dan materil yang tidak terbatas. Dengan didasari sikap murah hati dan cara kerja dari keempat elemen tersebut yang berkesinambungan akan membentuk sebuah pola pikir yang ideal, sebuah paradigma baru yang berpusat pada sikap murah hati. Ini adalah the real solution dalam marketing yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW .
Nabi Muhammad SAW bersabda, “Allah memberikan rahmat-Nya pada setiap orang yang bersikap baik ketika menjual, membeli dan membuat suatu pernyataan”.
Nabi Muhammad SAW bukanlah seorang pengusaha yang profit oriented, tetapiialebihmementingkanpadapengikatanhubungan jangka panjang dengan para pelanggannya. Dengan hubungan jangka panjang dengan didasari saling menghormati dan percaya, Nabi Muhammad SAW justru menghasilkan profit lebih baik dibanding para pengusaha lain pada waktu itu.
Nabi Muhammad SAW dengan formula sederhananya telah menyentuh jiwa setiap orang yang berinteraksi dengannya sehingga dapat dikatakan bahwa Nabi Muhammad SAW telah menyentuh soul-share dari customer. Di luar kapasitas Nabi Muhammad SAW yang jauh di atas semua orang, jejak langkahnya yang menekankan pada kejujuran, keikhlasan, profesional dan senantiasa bermurah hati adalah sebuah konsep sederhana dengan efek yang luar biasa.
Penambahan nilai pada produk atau jasa yang diiringi dengan pengalaman yang menyertai ternyata tidak mencukupi untuk mempertahankan loyalty customer. Dengan Loyalty, dari sisi customer masih ada kecenderungan untuk berpindah ke produk lain dan dari sisi perusahaan masih bisa timbul kecenderungan untuk melakukan pembodohan yang ujung-ujungnya duit.
Soul marketing dapat membentuk suatu hubungan jangka panjang antara company dan customer yang didasari atas sikap saling menghormati, saling mempercayai dan saling menguntungkan. Pada tahap ini bukan lagi sekadar membentuk loyalty customer tetapi menciptakan trusly customer.
(Rani Hardjanti)