Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Masyarakat Hanya Bersedia Beli Tiket Pesawat Rp1 Juta-Rp1,5 Juta

Giri Hartomo , Jurnalis-Selasa, 28 Mei 2019 |21:39 WIB
Masyarakat Hanya Bersedia Beli Tiket Pesawat Rp1 Juta-Rp1,5 Juta
Ilustrasi: Foto Shutterstock
A
A
A

JAKARTA - Pemerintah sudah menurunkan Tarif Batas Atas (TBA) tiket pesawat hingga 16%. Penurunan ini berdampak pada mulai turunnya harga tiket pesawat untuk tujuan tertentu. Selain itu, penurunan hanya berlaku bagi pesawat kelas ekonomi jenis jet.

Dalam temuan penelitian yang dilakukan oleh BUMN Research Group (BRG) sebagai unit independen di bawah LM FEB UI, kesediaan masyarakat untuk membeli tiket berada pada kisaran Rp1 juta-Rp1,5 juta, sedangkan harga tiket yang berlaku di rentang harga Rp1 juta-Rp2,8 juta. Hal ini kemudian mendorong fenomena beralihnya konsumen menggunakan maskapai asing dengan penerbangan transit internasional.

“Kondisi tersebut sesuai dengan 21% responden yang menyatakan kesediaan untuk memilih penerbangan transit,” kata Peneliti BRG LMUI Arza Prameswara dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Selasa (28/5/2019).

 Baca Juga: Harga Tiket Pesawat Turun 16% Hanya untuk Kelas Ekonomi

Sementara itu, dalam survei tersebut juga menyebutkan harga tiket pesawat pada rute domestik masih dapat dikatakan lazim, dilihat dari tingkat kemampuan dan kemauan masyarakat dalam membayar tiket pesawat.

Survei ini dengan mengambil sampel 9 rute penerbangan tersibuk di Indonesia yang menggunakan layanan penerbangan dalam 4 bulan terakhir. Adapun total jumlah responden sebanyak 630 orang.

Dia menyebutkan bahwa penelitian ini berfokus pada analisis Affordability to Pay (ATP) dan Willingness to Pay (WTP) penumpang angkutan udara.

“Dari hasil kajian ini diketahui bahwa secara umum ATP dan WTP untuk angkutan udara di Indonesia relatif serupa berada di kisaran Rp 1juta- Rp1,5 juta. Artinya kemampuan daya beli penumpang dengan perceived benefit cukup sejalan,” katanya.

 Baca Juga: Harga Tiket Mahal, Penerbangan ke Luar Negeri Mendominasi Pasar

Lebih lanjut dia menerangkan bahwa beberapa rute utama dalam kajian ini seperti Jakarta-Surabaya, Jakarta-Denpasar, dan Jakarta-Yogyakarta memiliki range tarif yang ditawarkan oleh maskapai masih berada di rentang ATP dan WTP konsumen.

“Namun, seperti halnya yang sering diberitakan selama ini di mana harga tiket untuk rute Jakarta-Medan dirasa mahal juga terbukti pada survei ini. Terdapat kesenjangan antara kemampuan dan kesediaan masyarakat untuk membeli,” tuturnya.

Lalu apakah tarif yang ditetapkan oleh maskapai sudah cukup kompetitif? Berbagai pandangan menyebutkan bahwa inefisiensi maskapai dalam negeri menyebabkan harga tiket pesawat mahal. Pandangan lain menyebutkan bahwa sebetulnya harga tiket yang selama ini diterapkan maskapai cukup kompetitif, bahkan berada di range batas bawah tarif.

Hal itu bisa dilihat pada rute-rute seperti Jakarta-Surabaya, Jakarta Yogyakarta, dan Jakarta Denpasar sudah cukup kompetitif secara relatif terhadap rute domestik di negara tetangga dengan jarak yang kurang lebih sama.

 Baca Juga: Maskapai Murah Diminta Turunkan Tiket 50% dari Tarif Batas Atas

Peneliti BRG Yasmine Nasution menjelaskan sepanjang Mei 2019 range tarif untuk rute Jakarta-Surabaya berkisar antara Rp840 ribu-Rp1,3 juta. Angka ini relatif sebanding dengan tarif yang dikenakan maskapai di Malaysia untuk rute Johor Baru-Alor Star (jarak tempuh 771 km) yakni di kisaran Rp 755 ribu-Rp 1,3 juta.

“Artinya kita tidak bisa melihat perbandingan harga secara keseluruhan, melainkan harus dianalisa untuk masing-masing rute. Kondisi ini menggambarkan multiple pricing strategy yang diambil oleh maskapai. Strategi penetapan tarif dilakukan secara dinamis bergantung diantaranya pada tingkat permintaan dan persaingan masing-masing rute,” terang Yasmine.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement