JAKARTA - Nilai tukar Rupiah berhasil menekan dolar Amerika Serikat (AS). Alhasil, mata uang Garuda ini ditutup menguat ke level Rp14.200-an per USD, setelah sebelumnya bergerak melemah.
Dilansir dari Bloomberg Dollar Index, Selasa (11/6/2019) pukul 17.18 WIB, Rupiah pada perdagangan spot exchange menguat 11,5 poin atau 0,08% ke level Rp14.238 per USD. Rupiah hari ini bergerak di kisaran Rp14.236 per USD – Rp14.256 per USD.
Baca Juga: Rupiah Menguat, Sore Ini Kokoh di Level Rp14.250/USD
YahooFinance juga mencatat mata uang Garuda itu menguat 10 poin atau 0,07% ke level Rp14.235 per USD. Dalam pantauan YahooFinance, Rupiah bergerak di kisaran Rp14.227 per USD – Rp14.260 per USD pada hari ini.
Seperti yang diberitakan Okezone, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan, pergerakan stabil nilai tukar rupiah pada awal pekan Juni 2019 menyusul kenaikan rating oleh lembaga pemeringkat S&P yang menaikkan peringkat utang Indonesia di atas level layak investasi atau investment grade pada pekan lalu.
Baca Juga: Bos BI Ungkap Alasan Rupiah Menguat di Awal Juni
S&P menaikkan peringkat pemerintah Indonesia ke BBB dengan alasan prospek pertumbuhan yang kuat dan kebijakan fiskal yang positif.
"Nilai tukar rupiah stabil dan cenderung menguat dengan kenaikan ratting S&P dua Knot kemarin. Kami melihat inflow akan semakin besar dan bawa rupiah stabil dan menguat seperti yang dilihat hari ini," ujar Perry di Gedung BI.
Selain sinergi yang dilakukan oleh pemerintah dalam hal ini Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan dan Kementerian Keuangan. Investor cenderung menggunakan momentum kenaikan peringkat S&P untuk segera masuk ke pasar obligasi secepatnya. Kenaikan peringkat surat utang diyakini berpengaruh besar, sehingga obligasi Indonesia jadi menggiurkan.
Di sisi lain, The Fed bilang bahwa dalam waktu dekat akan memangkas suku bunga acuan, karena adanya kemungkinan perlambatan ekonomi di AS. Hal ini menjadi sentimen pendukung dari global terhadap pergerakan rupiah dalam pekan ini.
(Dani Jumadil Akhir)