JAKARTA - Jumlah properti yang ditawarkan di pasar Australia saat ini tercatat paling rendah dalam 12 tahun terakhir. Sementara aktivitas pembangunan apartemen baru masih terus berlangsung, menyebabkan munculnya fenomena "apartemen hantu".
Perlambatan pasar properti paling terasa di Sydney dan Melbourne. Di kedua kota ini, jumlah unit yang ditawarkan berkurang sekitar 30% dibandingkan pada saat masa puncak. Demikian seperti dilansir ABC News, Jakarta, Selasa (11/6/2019).
Jumlah listing properti yang ada di pasar secara nasional juga menurun sebesar 20%.
 Baca Juga: Pilih Mana, Tinggal di Rumah atau Apartemen?
Penurunan ini telah berdampak langsung pada pemasukan negara bagian New South Wales (NSW) dan Victoria dari sektor materai untuk transaksi jual-beli properti (stamp duty).
Data tahunan yang dikumpulkan setiap akhir Mei oleh analis industri CoreLogic menunjukkan jumlah listing di Brisbane, Canberra dan Perth juga menurun setahun terakhir ini.
Namun di beberapa kota lain pasar properti masih lebih positif, seperti yang terjadi di Adelaide, Hobart dan Darwin.
Perlambatan itu terasa hingga di wilayah pinggiran kota seperti di daerah Yarraville, di bagian barat Melbourne.
 Baca Juga: Ada 168 Apartemen di Jakarta Rawan Kecelakaan
Seorang investor properti di sini, Dana Sawyer, mengaku menghabiskan $ 30.000 untuk renovasi rumah tiga kamarnya yang ditawarkan ke pasar seharga $ 800.000 hingga $ 850.000 (sekitar Rp 9 miliar).
Sampai saat ini rumah milik Sawyer belum juga ada peminatnya. "Semua orang kelihatannya gugup; sepertinya enggan melakukan apa pun," katanya seperti dilaporkan wartawan ABC Liz Hobday dan Alex McDonald.
Agen real estat setempat Adam Welling membenarkan bahwa para calon pembeli properti di Melbourne kini bersikap enggan melakukan pembelian.
Akibatnya, kata Welling, para pemilik pun saat ini bersikap menunda untuk menjual properti mereka.
"Banyak penjual khawatir rumah mereka tidak akan laku kalau dilepas ke pasar, sebab para pembeli enggan melakukan pembelian," katanya.
Kondisi yang sama terjadi di Sydney. Pasangan pensiunan Tom dan Larissa Bergmann mengaku menunda rencana menjual properti mereka karena pasar yang lesu.
 Baca Juga: Bisnis Apartemen Kos Butuh Modal Berapa?
Rumah mereka di dekat Botany Bay telah ditempati selama lebih dari 20 tahun.
"Ketika pertama kali pindah ke sini, harga rumah terus mengalami kenaikan," kata Larissa Bergmann kepada Program 7.30 ABC.
Rumah mereka terbilang besar lengkap dengan taman. Pasangan yang sudah berusia 70-an ini mempertimbangkan pindah ke rumah yang lebih kecil (downsize).
Tapi kondisi pasar saat ini membuat mereka tidak berharap bisa mewujudkan impiannya dalam waktu dekat.
Pembangunan terus berlanjut
Di tengah lesunya pasar properti di Melbourne dan Sydney, pembangunan apartemen baru terus berlanjut. Hal itu semakin memperparah kondisi pasar.
Menurut agen data properti SQM Research, tingkat kekosongan sewa di Sydney mencapai 3,4% bulan lalu atau tingkat tertinggi sejak 2005.
Tingkat kekosongan apartemen di City of Sydney dan City of Parramatta - area dengan kepadatan bangunan apartemen sangat tinggi - masing-masing mencapai 5,4% dan 3,7%