Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Pilih Mana, Tinggal di Rumah atau Apartemen?

Pilih Mana, Tinggal di Rumah atau Apartemen?
Ilustrasi: Foto Shutterstock
A
A
A

JAKARTA - Tempat tinggal merupakan salah satu kebutuhan primer manusia. Jika berkhayal sejenak, apabila Anda punya uang tunai sebesar Rp30 juta, kira-kira jenis hunian seperti apa yang tepat untuk dibeli, Rumah atau apartemen?

Pada dasarnya, ada banyak pilihan tempat tinggal untuk dihuni. Meski demikian, harga tanah yang cenderung tinggi di lokasi strategis membuat sebagian orang mulai melirik hunian vertikal sebagai alternatif.

Hunian vertikal seperti apartemen contohnya, memang lebih diincar saat ini. Semakin terbatasnya jumlah lahan membuat jenis hunian ini menjelma menjadi salah satu primadona bagi para pencari tempat tinggal. Berikut ulasannya seperti dikutip CekAja, Jakarta, Sabtu (16/2/2019).

Tinggal di Apartemen Praktis, Tapi…

Sebuah riset gabungan mengenai hunian di Harvard University pada 2014 memaparkan, orang-orang pada rentang usia 25 hingga 34 tahun cenderung kurang tertarik membeli rumah. Mereka lebih senang tinggal di apartemen.

 Baca Juga: Miliarder Ini Beli Apartemen Termahal, Harganya Rp3,3 Triliun

Alasan teratas bermuara pada urusan finansial. Dengan uang Rp 30 juta tadi, bukan tidak mungkin Anda bisa mendapatkan satu unit apartemen untuk disewa selama kurang lebih setahun.

Tipenya juga bukan sembarangan, bisa dapat yang isinya 2 kamar sekaligus. Selain karena alasan harga, rumah tapak yang lokasinya sesuai keinginan juga mulai terbatas.

Beberapa orang yang tinggal di perkotaan menganggap, apartemen lebih mudah diakses dari lokasi aktivitas seperti sentral bisnis dan komersial. Letaknya strategis pula, karena umumnya berada di pusat kota.

Keuntungan lain tinggal di apartemen, tak lain beragam fasilitasnya yang membuat hidup terasa lebih praktis. Dari mulai security 24 jam, parkir yang luas, area fitness, hingga tempat perbelajaan.

Perawatan sekitar hunian pun cukup di dalam rumah saja, misalnya menyapu atau mengepel rumah secara rutin. Akan tetapi di sisi lain, apartemen juga banyak memiliki kekurangan.

 Baca Juga: Pekan Ini, Harga Rumah Subsidi Naik hingga 7%

Terutama dari segi biaya perawatan yang jauh lebih besar. Untuk satu bulan saja, tagihannya bisa mencapai Rp 3,5 juta.

Instrumen biaya tersebut termasuk didalamnya biaya listrik untuk fasilitas umum, biaya perawatan, biaya air dan termasuk didalamnya biaya untuk konsumsi listrik pribadi. Itu sebabnya, kata Agoes, tarif pemeliharaan yang dikenakan kepada para pemilik unit apartemen berbeda dengan tarif pemeliharaan lingkungan di perumahan.

Sertifikasi Apartemen yang Tricky

Pada umumnya bila Anda membeli rumah, ada sertifikat yang akan didapat. Sertifikat tersebut bernama Hak Milik (SHM).

Selain kepemilikannya jelas, juga bisa dimiliki sepanjang Anda mau. Nah, lain cerita kalau mempunyai apartemen.

Hak kepemilikan apartemen jauh lebih kompleks. Anda yang pemula, tentu akan sedikit bingung dengan hal ini.

 Baca Juga: Mana yang Lebih Untung, Sewa Apartemen Bulanan atau Tahunan?

Berdasarkan status tanahnya, apartemen digolongkan menjadi Tanah Negara, Tanah Hak Milik dan Tanah Pengelolaan. Tapi intinya, pemilik apartemen hanya mendapat Hak Guna Bangunan (HGB).

Artinya, apartemen berada di atas tanah yang milik developer. Sehingga Anda hanya dapat menggunakan apartemen tersebut hingga 20 tahun. Untuk selanjutnya HGB harus diperpanjang degan sejumlah biaya.

Meski begitu ada juga Apartemen yang memiliki status hak milik bersama atau dikenal dengan istilah strata title. Namun biasanya untuk unit yang seperti ini biasanya tidak banyak dan biayanya relatif lebih mahal.

 

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement