Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kursi CEO di Perusahaan Multinasional Dunia Didominasi India

Koran SINDO , Jurnalis-Kamis, 13 Juni 2019 |10:26 WIB
Kursi CEO di Perusahaan Multinasional Dunia Didominasi India
(Foto: Ilustrasi Koran Sindo)
A
A
A

NEW YORK - Selain memproduksi barang, India juga mengekspor sumberdaya manusia (SDM) yang berkualitas. Dengan kapabilitas manajerial dan penguasaan bahasa Inggris yang baik, bangsa India bahkan mendominasi kursi CEO di perusahaan multinasional. Dua di antaranya yang sangat menonjol adalah CEO Google Sundar Pichai dan CEO Microsoft Satya Nadella.

Masih banyak orang berkebangsaan India yang mampu duduk di kursi eksekutif perusahaan-perusahaan raksasa dunia. Sebut saja Sanjay Kumar Jha (CEO Global Foundries), Shantanu Narayen (CEO Adobe), Nikesh Arora (CEO Softbank Internet and Media Inc), Francisco D’Souza (CEO Cognizant), Dinesh Paliwal (CEO Harman International), Sanjay Mehrota (CEO SanDisk), dan Rajeev Suri (CEO Nokia).

Jumlah bangsa India yang menduduki jabatan CEO di perusahaan papan atas dunia memang terus tumbuh sejak satu dekade lalu. Berdasarkan hasil studi Egon Zehnder dalam S&P 500, bangsa India mendominasi kursi CEO, kecuali di bandingkan dengan AS.

Baca Juga: Fakta Janda Jeff Bezos Amalkan sebagian Hartanya, Begini Respons Mantan Suami

Kesimpulan serupa juga diambil Sekolah Bisnis Inter nasional Eropa. Pendiri CareerNet, Anshuman Das, mengatakan fenomena itu tidak terlepas dari skala operasi dan bisnis perusahaan multinasional di India. “Jika kalian melihat perusahaan seperti Pepsi, Hewlett-Packard, atau IBM, karyawannya mayoritas dari India.

Karena itu, pemimpinnya juga dari India,” kata Das seperti dikutip TIME. Bangsa India yang sukses di perusahaan asing memiliki kelebihan masing-masing. Namun, secara umum, mereka disebut lebih bersahabat, terbiasa dengan keberagaman, mudah beradaptasi, dan sangat percaya diri.

Sama seperti bangsa Chi na, mereka juga menyebar ke seluruh sudut dunia. Tidak seperti bangsa AS dan China, bangsa India sangat pandai melakukan negosiasi dengan para birokrat dan politisi. Skill itu sangat diperlukan di negara maju dan berkembang.

Baca Juga: Punya Rp515 Triliun, Janda Jeff Bezos Sumbang Setengah Kekayaannya untuk Amal

Liberalisasi ekonomi di India yang dimulai pada 1991 juga berperan mencetak generasi yang kuat. Mereka belajar berdiri di kaki sendiri. “Kami harus belajar berkompetisi dengan pemain lokal dan asing,” terang pebisnis Vindi Banga. Vindi yang pernah menjadi CEO Unilever Hindustan mengatakan produk Unilever, Surf sempat kalah dari merek lokal, Nirma.

Dia dituntut mampu menciptakan produk yang lebih baik dengan harga yang rasional. Berdasarkan statistik Apex Recruiter, sebanyak 75 CEO di dalam daftar Fortune 500 AS merupakan orang asing, 10 di antaranya berasal dari India, mayoritas di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.

Sebuah studi pada 2005 juga menunjukkan 1/3 dari total insinyur di Silicon Valley dan 7% CEO IT berasal dari India. Namun bangsa India bukanlah bangsa asing yang mendominasi kursi CEO di dalam daftar Fortune 500 AS.

Sesuai observasi Universitas Harvard, bangsa India (30%) kalah dari Belgia (60%), Australia (56%), Swiss (33%), dan Inggris (32%). Meski demikian bangsa India lebih unggul daripada China, Rusia, dan Jepang.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement