Peningkatan laba bersih ini juga sebagai dampak dari akuisisi sister company (perusahaan satu pengendalian), yaitu PT Kanz Gemilang Utama oleh perseroan di bulan Oktober 2018. Perseroan juga mengungkapkan, saat ini telah menyerap belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp180 miliar dari yang dialokasikan sepanjang tahun ini sekitar Rp750 miliar- Rp800 miliar.”Capex yang terserap sekitar 25%, kalau kita mengacu pada anggaran Rp750 miliar," kata Dirc Richard Talumewo.
Disampaikannya, capex yang terserap digunakan untuk membeli kapal mother vessel (MV) senilai Rp180 miliar. Sebagai gambaran, capex akan digunakan untuk membeli dua kapal MV, satu floating crane, dua phuser tug, satu tug dan satu kapal. Sumber pendanaan capex sekitar 70% dari BNI dan sisanya dari kas internal.
Tahun ini, perseroan menargetkan pertumbuhan pendapatan yang signifikan yakni di kisaran Rp3,5 triliun-Rp4 triliun. Peningkatan tersebut didorong oleh pertumbuhan volume pengangkutan batu bara dan nikel dari tahun lalu.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)