DKFT akan menggunakan 50% dana yang dihimpun untuk modal kerja di entitas anak PT Mulia Pacific Resources, PT Itamatra Nusantara, dan PT Bumi Konawe Abadi.Sisanya, atau sebanyak 50% akan digunakan sebagai modal kerja dan pengembangan smelter PT COR Industri Indonesia. Sementara Chief of External Relation & Business Development Central Omega Resources, Andi Jaya mengatakan, pembangunan smelter tahap II rencananya akan dimulai pada kuartal IV/2019. Sumber dana akan berasal 70% dari perbankan dan sisanya 30% dari perseroan dan mitra saat ini di COR Industri Indonesia.
Baca Juga: Isu PHK Buat Saham Central Omega Disuspensi
Asal tahu saja, perseroan melalui entitas anak usaha, COR Industri Indonesia (CORII) telah membangun fasilitas pemurnian nikel atau smelter yang berlokasi di Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah. Dalam proyek itu, DKFT menggandeng Macrolink Grup, China, sebagai mitra strategis. Perseroan membidik penjualan bijih nikel ke smelter 200.000 ton pada 2019. Selanjutnya, penjualan ekspor diincar 818.000 ton.
Baca Juga: Central Omega Mulai Konstruksi PLTU Tahun Ini
Dengan demikian, DKFTmembik penjualan bijih nikel 1,01 juta ton pada 2019. Selanjutnya, perseroan membidik penjualan feronikel sebanyak 39.200 ton. Dari situ, DKFTmemproyeksikan mampu membukukan laba bersih Rp46,45 miliar pada 2019 dan penjualan ditargetkan sebesar Rp 1,04 triliun. Posisi itu berbalik dari kerugian Rp53,28 miliar akhir tahun lalu. Sejak 2014 hingga 2018, Central Omega masih menderita kerugian.
(Rani Hardjanti)