Suahasil menjelaskan, hingga akhir April 2019 konsumsi solar sudah sebesar 5,07 juta kl atau mencapai 35% dari kuota tahun ini. Maka, berdasarkan perkembangan tersebut diasumsikan BBM bersubsidi ini bakal bengkak hingga 15,3 juta kl di akhir tahun.
"Jadi ini akan kami lihat, perhatikan terus apa yang terjadi ke depannya (subisidi membengkak atau tidak)," kata dia.
Baca Juga: Subsidi Solar Naik Jadi Rp1.500-Rp2.000
Dia menyatakan, perlu ada sinergi antara pemerintah pusat dan daerah untuk bisa mengawasi konsumsi solar agar tepat sasaran. "Itu sangat penting, karena pemerintah daerah itu salah satu yang bisa kendalikan dan awasi konsumsi BBM," tambahnya.
Adapun pada tahun lalu konsumsi solar sebesar 15,35 juta kl, masih di bawah kuota dalam APBN 2018 yang sebesar 15,52 juta kl. Tahun lalu, subsidi yang harus dibayarkan untuk solar tercatat sebesar Rp35,5 triliun, yang juga mencakup kenaikan subisidi tetap solar dari Rp500 per liter jadi Rp2.000 per liter.
(Dani Jumadil Akhir)