Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Defisit Neraca Migas Semakin Menurun

Koran SINDO , Jurnalis-Rabu, 10 Juli 2019 |09:46 WIB
Defisit Neraca Migas Semakin Menurun
Minyak Mentah (Reuters)
A
A
A

Meskipun demikian, sesungguhnya sudah dilakukan berbagai upaya untuk menekan defisit neraca migas. Pengembangan energi baru terbarukan (EBT) selain untuk menggantikan energi fosil, juga dimaksudkan untuk menurunkan impor migas, termasuk penggunaan B-20 dan B-30 yang sudah dapat mengurangi impor solar dalam jumlah besar. Kerja sama antara Pertamina dan Eni Italia, yang mengolah sawit men jadi biosolar dan avtur, tidak hanya akan menghasilkan energi bersih untuk menurunkan impor migas, tetapi juga dapat mendongkrak harga sawit yang lagi terpuruk.

Demikian juga dengan pembangunan kilang minyak Pertamina dan pembelian crude oil dari kontraktor di dalam negeri, dimaksudkan untuk mengurangi impor BBM dan minyak mentah yang diolah di kilang dalam negeri. Upaya serius dan terus menerus untuk mengembangkan mobil listrik sebenarnya juga untuk mengurangi impor BBM, di samping meng guna kan kendaraan yang bersih lingkungan.

 Baca juga: RI 'Jualan' Blok Migas ke Investor Asing

Sayangnya, peraturan presiden (perpres) yang mengatur kendaraan listrik hingga kini belum juga terbit. Padahal, sudah banyak investor mobil listrik yang menyatakan komitmennya untuk membanggun manufaktur mobil listrik di Indonesia, tetapi para investor itu masih menunggu kepastian perpresnya.

Memang impor migas itu turut menyumbang defisit NDI, tetapi perlu diingat bahwa proporsi impor migas pada NDI hanya sebesar 13,0% dari total impor. Sementara itu, penyebab terbesar defisit NDI sebesar USD2,14 miliar adalah penurunan surplus nonmigas sebesar 28,3%, sedangkan penurunan defisit migas mencapai 26,6%.

Hasil dari berbagai upaya untuk menurunkan impor migas memang tidak bisa instan, masih butuh waktu untuk dapat menurunkannya. Namun, data menunjukkan bahwa upaya tersebut sudah menampakkan hasil yang menunjukkan bahwa defisit neraca migas semakin menurun dengan signifikan.

FAHMY RADHI

Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada

(Fakhri Rezy)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement