JAKARTA - Mayoritas milenial Indonesia justru sibuk menabung dibandingkan berinvestasi. Hal tersebut terkuak dalam survei global bertajuk ‘The Future of Money‘.
Survei tersebut bertujuan mempelajari sikap terhadap uang (Money Attitudes) oleh Luno yang merupakan perubahan global terkemuka di bidang pertukaran aset kripto.
Survei ini juga mencakup kelompok 7.000 responden yang tersebar di benua Eropa, Afrika, dan Asia Tenggara termasuk Indonesia. Survei ini juga mencakup milenial (23-38 tahun) dan menganalisis perilaku mereka dalam hal manajemen keuangan, investasi, dan tabungan.
Baca Juga: Ditegur Jokowi, Ini Solusi Sofyan Djalil Atasi Kendala RTRW
Berdasarkan hasil survei dari para responden di Indonesia, Luno menemukan bahwa sekitar 69% dari kaum milenial lndonesia tidak memiliki strategi investasi. Alhasil, kaum milenial Indonesia masih sibuk menabung daripada menggunakan uang yang mereka miliki untuk investasi.
Sementara itu, bagi milenial yang berinvestasi hanya di bawah 44% milenial hanya berinvestasi sekali setiap satu atau dua tahun. Bahkan angkanya di bawah 20%.
Padahal, survei juga menemukan 79% kaum milenial telah menetapkan anggaran bulanan dan 70% dari mereka cenderung mengikuti rencana anggaran tersebut.
Baca Juga: Upaya Mendorong Investasi dan Ekspor di Jateng dan Jatim
Berdasarkan data tersebut mengindikasikan bahwa kaum milenial Indonesia sebenarnya cukup disiplin dengan rancangan anggaran keuangan mereka namun mereka hanya tidak mengetahui bagaimana menggunakan uang ini juga untuk investasi, dari pada sekedar menyimpannya dalam rekening bank.
General Manager Asia Tenggara Luno David Low mengatakan, populasi milenial Indonesia diperkirakan akan mencapai 34% dari total populasi pada tahun 2020. Artinya ke depannya, milenial akan menjadi salah satu pendorong utama perekonomian negara.
Karena itu, penting agar kaum milenial mempelajari lebih lanjut kelebihan dan manfaat dari strategi investasi yang terstruktur.