JAKARTA - Pemerintah menaruh perhatian pada mewabahnya penyakit gugur daun karet yang disebabkan oleh cendawan jamur Pestalotiopsis sp. Pasalnya, per 16 Juli 2019 penyakit ini telah menyerang provinsi sentra karet antara lain Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Timur seluas 381,9 ribu hektare.
Angka tersebut meliputi serangan ringan seluas 149,6 ribu hektare dan serangan berat seluas 232,4 ribu hektare. Serangan penyakit ini diperkirakan akan terus bertambah.
"Pemerintah akan terus memantau dan memperbarui data serta informasi mengenai perkembangan serangan penyakit gugur daun Pestalotiopsis sp. berikut penanganannya," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution dalam Rapat Koordinasi tentang Karet di Gedung Kemenko Perekonomian Jakarta, Rabu (24/7/2019).
 Baca Juga: Kena Penyakit Jamur, Produksi Karet Indonesia Diprediksi Turun 15%
Akibat dari serangan penyakit ini, tanaman karet mengalami gugur daun berulang dalam periode yang panjang bahkan di luar periode gugur daun alami yang secara langsung menurunkan produksi.
"Penyakit ini diperkirakan berdampak pada penurunan produksi karet Indonesia secara nasional pada tahun 2019 minimal 15%," kata Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, Kasdi Subagyono.
 Baca Juga: Indonesia Kurangi Ekspor Karet 98.160 Ton