Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Berkat Kurs, Rugi Bersih Smartfren Berkurang Jadi Rp1,07 Triliun di Semester I-2019

Berkat Kurs, Rugi Bersih Smartfren Berkurang Jadi Rp1,07 Triliun di Semester I-2019
Rupiah (Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Semester pertama 2019, PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) membukukan kenaikan pendapatan 19,17% menjadi Rp 3,03 triliun. Angka tersebut dibandingkan pendapatan di periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 2,54 triliun.

Pertumbuhan pendapatan emiten operator seluler ini ditopang layanan data yang berkontribusi 94,7% terhadap pendapatan total FREN meningkat 18,9% secara year on year (yoy), dari Rp 2,41 triliun menjadi Rp 2,86 triliun. Peningkatan pendapatan juga terjadi pada lini bisnis non-data, jasa interkoneksi, dan bisnis lain-lain yang masing-masing berkontribusi sebesar 4,3%, 0,7%, dan 0,3% terhadap total pendapatan FREN.

 Baca juga: Smartfren Telecom Konversi Obligasi Jadi Saham

Kenaikan pendapatan tersebut juga diikuti oleh peningkatan beban usaha FREN sebesar 10,43% yoy menjadi Rp 4,31 triliun. Pada periode sama tahun sebelumnya, FREN membukukan beban usaha sebesar Rp 3,9 triliun. Meskipun begitu, FREN berhasil mengurangi rugi usahanya, dari Rp 1,36 triliun pada semester I-2018 menjadi Rp 1,28 triliun pada paruh pertama tahun ini.

Sepanjang semester I-2019, FREN juga tercatat mendapat keuntungan dari kurs mata uang asing, kenaikan penghasilan bunga, penurunan kerugian dari perubahan nilai wajar opsi konversi, penurunan beban bunga dan beban keuangan lainnya. Alhasil, rugi bersih perusahaan ini berkurang 35% yoy, dari Rp1,64 triliun menjadi Rp 1,07 triliun.

 Baca juga: Smartfren Siapkan Belanja Modal USD200 Juta Tahun Ini

Sebelumnya, Direktur Utama FREN, Merza Fachys pernah bilang, FREN baru akan mencapai break even point jika jumlah pelanggannya sudah mencapai dua kali lipat dari jumlah pelanggan tahun lalu yang sebanyak 13 juta pelanggan. Hingga akhir 2019, manajemen menargetkan jumlah pelanggan FREN bisa menembus 30 juta pelanggan atau meningkat lebih dari dua kali lipat secara tahunan.

”Sepanjang tidak ada gangguan, kami harapkan saat pelanggan tumbuh dua kali lipat bisa break even point. Ya itu belum positif baru break even saja kalau dua kali lipat," kata dia.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement