JAKARTA - Hasil survei Bank Indonesia (BI) menyatakan harga properti residensial mengindikasikan perlambatan. Lambatnya kenaikan harga tersebut di pasar primer pada kuartal II-2019.
Mengutip data BI, Jakarta, Senin (12/8/2019), data tersebut tercermin dari Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) pada kuartal II-2019 yang tumbuh 0,20% (qtq), melambat dibandingkan 0,49% (qtq) pada kuartal sebelumnya.
Baca juga: Mumpung Belum Menikah, Milenial Usia 21-29 Tahun Gencar Beli Rumah
Menurut Bank Indonesia, melambatnya kenaikan harga properti residensial terjadi pada semua tipe rumah. Ke depan, kenaikan harga rumah diperkirakan meningkat pada kuartal III-2019 sebesar 0,76% (qtq).
Sementara itu, volume penjualan properti residensial pada kuartal II-2019 tercatat mengalami kontraksi pertumbuhan -15,90% (qtq), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 23,77% (qtq).
Baca juga: Jadi Tren Terbaru, Ternyata Milenial AS Lebih Suka Sewa Rumah daripada Beli
Penurunan penjualan properti residensial disebabkan oleh turunya penjualan pada rumah tipe kecil dan rumah tipe menengah. Menurut responden, beberapa faktor yang menyebabkan penurunan penjualan adalah melemahnya daya beli, suku bunga KPR yang cukup tinggi, dan tingginya harga rumah.