Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Wall Street Ditutup Melemah Imbas Prospek Pertumbuhan Ekonomi AS Memburuk

Wall Street Ditutup Melemah Imbas Prospek Pertumbuhan Ekonomi AS Memburuk
Wall Street (Reuters)
A
A
A

NEW YORK - Saham-saham di Wall Street berakhir lebih rendah pada perdagangan Senin (Selasa pagi WIB). Hal ini dikarenakan pasar tertekan oleh meningkatnya kekhawatiran tentang prospek pertumbuhan ekonomi AS dan memburuknya gesekan perdagangan Amerika Serikat-China.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 391,00 poin atau 1,49 persen, menjadi ditutup di 25.896,44 poin. Indeks S&P 500 turun 35,96 poin atau 1,23 persen, menjadi berakhir di 2.882.70 poin. Indeks Komposit Nasdaq turun 95,73 poin atau 1,20 persen, menjadi ditutup di 7.863,41 poin.

 Baca juga: Perang Dagang AS-China Berlarut, Wall Street Dibuka Melemah

Mengutip laman antaranews, Jakarta, Selasa (13/8/2019), semua dari 11 sektor utama S&P 500 diperdagangkan lebih rendah di sekitar penutupan pasar, dengan sektor keuangan turun lebih dari 1,9 persen, memimpin kerugian.

 Wall Street

Saham Occidental Petroleum turun lebih dari 4,5 persen, setelah perusahaan penasehat investasi Evercore menilai bahwa akuisisi raksasa energi AS itu terhadap Anadarko Petroleum menyebabkan penilaian Occidental Petroleum menurun.

 Baca juga: Wall Street Ditutup Melemah di Tengah Kegelisahan Perang Dagang

Imbal hasil surat utang jangka panjang dan pendek AS jatuh pada Senin (12/8/2019), dengan patokan imbal hasil obligasi 10-tahun turun sedikit di atas 1,64 persen setelah penutupan pasar. Itu memperlebar selisih dengan imbal hasil surat utang tiga bulan, yang mencapai hampir 1,99 persen, sehingga membentuk kurva terbalik dan memicu kekhawatiran akan potensi resesi.

Indeks Volatilitas CBOE, yang secara luas dianggap sebagai pengukur ketakutan terbaik di pasar saham, meningkat 17,36 persen menjadi 21,09 pada Senin 12 Agustus 2019.

 Baca juga: Perang Dagang Inggris-Italia Bikin Wall Street Lesu

Goldman Sachs juga mengurangi perkiraan pertumbuhan untuk kuartal keempat sebesar 20 basis poin menjadi 1,8 persen, karena bank investasi terkemuka itu menaikkan "perkiraan dampak pertumbuhan perang perdagangan," kata Jan Hatzius, kepala ekonom bank, dalam catatan pada Minggu (11/8/2019).

"Pendorong perubahan moderat ini adalah bahwa kami sekarang memasukkan perkiraan dampak sentimen dan ketidakpastian dan bahwa pasar keuangan telah menanggapi terutama berita perdagangan baru-baru ini," kata Hatzius. Demikian laporan yang dikutip dari Xinhua.

(Fakhri Rezy)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement