JAKARTA – Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) diisukan akan merombak jajaran direksi bank BUMN. Hal tersebut seiring beredarnya agenda Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) bank-bank BUMN di website Bursa Efek Indonesia.
Menanggapi hal tersebut, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Hendrawan Supratikno mengatakan, perombakan direksi seharusnya perlu penelitian yang sangat mendalam. Apalagi, industri perbankan mencatatkan kinerja yang sedang moncer.
Baca Juga: Super Holding BUMN Perlu Revisi Undang-Undang
Asal tahu saja, pada semester I-2019, Bank Mandiri mencatatkan laba bersih sebesar Rp13,5 triliun. Sementara itu, laba bersih Bank BNI tercatat sebesar Rp7,6 triliun. Kemudian Bank BTN mencatatkan laba bersih sebesar Rp1,3 triliun dan Bank BRI Rp16,3 triliun.
“Industri perbankan sedang hebat-hebatnya. Bank-bank papan atas kiclong. Apakah perlu dilakukan pergantian? Oleh sebab itu di butuhkan penelitian,” ujarnya dalam sebuah diskusi di Hotel Sofyan, Jakarta, Selasa (13/8/2019).
Baca Juga: Diboikot DPR Buat Menteri Rini Bebas Ambil Kebijakan
Menurut Hendrawan, perlu ada penelitian mengenai kinerja bank BUMN ini. Maksudnya mencari tahu apakah kinerja moncer ini dikarenakan kinerja yang baik atau justru karena ada faktor-faktor lain.
“Kinerja bank yang bagus ini apakah eksternal atau internal. Karena air laut yang pasang mengangkat semua kapal,” jelasnya.
Padahal, lanjut Hendrawan, kinerja beberapa direksi BUMN dinilai kurang maksimal. Bahkan kinerja Direksi BUMN lebih banyak menghadiri acara seremonial dibandingkan menyiapkan kebijakan stategis untuk perseroan.