JAKARTA – Punya kartu kredit sudah menjadi bagian gaya hidup dari masyarakat modern saat ini. Berbagai penawaran dari bank penerbit kartu kredit memang sangat memikat.
Meski demikian, ada yang perlu diperhatikan sebelum Anda memutuskan untuk memiliki kartu kredit atau tidak. Sebab, meski kartu kredit sangat menarik tetap saja memiliki kelemahan.
Baca Juga: Cara Survive bagi Anak Kost, Simak 5 Celahnya
Jangan sampai hanya sekedar memenuhi rasa 'gengsi' atau terpikat oleh penawaran menarik, malah membuat Anda terjerat berbagai tagihan. Pada akhirnya bisa membuat keuangan Anda sangat berantakan.
Financial Planner dari Finansia Consulting Eko Endarto menjelaskan, kartu kredit memiliki beberapa kelebihan, di antaranya praktis. Transaksi dengan menggunakan kartu kredit jadi sangat mudah, di samping itu juga adanya promo-promo menarik.
"Jadi enggak perlu banyak-banyak bawa uang tunai di dompet, itu sangat praktis," katanya kepada Okezone, Kamis (22/8/2019).
Di sisi lain, kartu kredit memberikan jaminan tak adanya uang palsu. Sebab sifat cashless mengurangi penggunaan uang kartal sehingga menghilangkan potensi adanya uang palsu.
Baca Juga: 5 Tips Atur Uang untuk Mahasiswa yang Ngekos di Jakarta
"Kemudian juga, kartu kredit itu sesuai dengan perkembangan zaman, yang sekarang digitalisasi. Karena semakin ke depan transaksi menjadi non tunai," katanya.
Meski demikian, kartu kredit memiliki kekurangan yakni membuat pemahaman penggunanya bawa ada uang tambahan. Padahal fungsi kartu kredit adalah pengganti alat bayar bukan uang tambahan. Hal ini yang mesti diluruskan pemahamannya.
"Kalau sebagai uang tambahan, maka jadinya menggunakan terus tapi enggak bisa di bayar. Atau dibayar sebagian dengan nilai minimal terus. Itu enggak boleh," jelas dia.
Kelemahan lainnya, yakni membuat penggunanya konsumtif. Hal ini mungkin sudah banyak diketahui oleh masyarakat luas, penawaran menarik dari kartu kredit bisa membuat sifat konsumtif.
Oleh sebab itu, menurutnya, penting untuk pemilik kartu kredit mengerti fungsi dengan tepat. Di samping juga memiliki kemampuan menahan keinginan untuk bertransaksi dengan kartu kredit.
"Jadi memang juga lebih ke hasrat diri untuk enggak konsumtif, lebih ke situnya daripada alatnya (kartu kredit)," kata dia.
(Feby Novalius)