8. Langston Whitlock (17) Cofounder dan CIO, SafeTrip
Awal mulanya, Langston dan temannya bertemu dengan seorang tunawisma yang memberitahu Langston Whitlock bahwa orang-orang di di Atlanta tidak memiliki transportasi untuk sampai ke perjanjian medis.
Dari situ, pada tahun 2018, mereka meluncurkan SafeTrip, aplikasi berbagi perjalanan yang ditujukan untuk para tunawisma dan lansia yang memungkinkan pasien, perawat, dan penyedia layanan kesehatan dapat memesan transportasi medis.
Perusahaannya pun telah mengumpulkan kurang lebih 2 juta USD, dengan pendapatan 3,4 juta USD pada tahun lalu.
9. Erin Smith (19) Pendiri, FacePrint
Smith adalah seorang yang suka dengan sains dan telah melakukan eksperimen dan membangun sistem diagnostik yang disebut FacePrint. Hanya dengan selfie, FacePrint ini bisa menangkap perubahan ekspresi wajah dari waktu ke waktu untuk mendeteksi gangguan seperti Parkinson. Smith juga berharap FacePrint akan menjadi alat objektif untuk mendiagnosis dan memantau penyakit.
Algoritma FacePrint memiliki tingkat akurasi 88 persen. Ia pun mendapatkan dukungan dan pendanaan dari Michael J. Fox Foundation dan perusahaan farmasi.
10. Riya Karumanchi (16) Pendiri dan CEO SmartCane
Awal mula membangun bisnis tersebut, Riya awalnya melihat neneknya yang tunanetra sedang berjuang untuk bergerak dan ia pun berfikir bahwa harus ada cara lain agar bisa membantu neneknya. Riya Karumanchi pun akhirnya mulai membangun SmartCane, menggunakan sensor ultrasonik untuk mengidentifikasi berbagai hambatan dan mengingatkan pengguna dengan getaran, tingkat intensitas dan penempatan yang berbeda pada tongkat membantu memberi sinyal di mana letak hambatannya. Sistem navigasi memplot rute yang aman, sementara sensor mengidentifikasi bahaya lain, seperti trotoar yang basah dan licin.
Dengan bantuan empat karyawan, Karumanchi telah mengumpulkan USD 85.000 dalam pendanaan dan layanan dalam bentuk barang dari perusahaan-perusahaan seperti Microsoft, Arrow Electronics, dan Inersia Engineering.
(Feby Novalius)