JAKARTA - Sejak 1990-an, Pemerintah China menjadikan mata uang renminbi (RMB) sebagai salah satu mata uang pembayaran dan perdagangan internasional penting di dunia.
Tidak perlu disangsikan lagi, ada banyak manfaat yang akan diperoleh Indonesia sebagai mitra dagang China dari internasionalisasi RMB di tengah isu perlambatan ekonomi dunia, perang dagang antara China dan Amerika Serikat, dan masih dominannya mata uang dolar Amerika Serikat dalam perdagangan internasional antara Indonesia dan China.
Baca Juga: Ada Asuransi Bayar Pakai Mata Uang China, Ini Pertama di Indonesia
Namun demikian, belajar dari perjalanan panjang internasionalisasi RMB, keinginan para pelaku perdagangan internasional antara Indonesia dan China melihat RMB sebagai mata uang pembayaran dan perdagangan antar kedua negara, nampaknya juga membutuhkan kesabaran dan ketekunan.
"Ditengarai masih ada beberapa kendala dalam menggunakan RMB sebagai mata uang pembayaran di tengah prospek dan peluang yang besar dilihat dari segi kemudahan, keuntungan, dan kestabilan RMB yang akan diraih oleh para pelaku perdagangan international kedua negara," kata Managing Director Bank ICBC Indonesia Thomas Arifin dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Selasa (27/8/2019).
 Baca Juga: Mata Uang Yuan Diprediksi Makin Populer dalam Perdagangan RI-China
Sampai sejauh ini, pemerintah China terlihat terus mengejar tujuan jangka panjang membuat RMB sebagai mata uang global sejalan dengan kepentingan perekonomian China.
Pemerintah China berkeinginan kuat untuk menambah pengaruh dari RMB sebagai mata uang pembayaran, perdagangan, pembiayaan dan investasi. Namun demikian, perkembangan kesuksesan dan penguatan internasionalisasi RMB di ke empat area tersebut tidak selalu berjalan secara beriringan.
Dilihat dari kronologis statistik dan informasi, akan terlihat alasan kenapa saya sampaikan di awal presentasi bahwa dibutuhkan kesabaran dan ketekunan serta konsistensi dan persistensi dalam meraih keberhasilan perjalanan internasionalisasi RMB.
Â