Di sisi lain, konsumsi masyarakat kelas menengah ke atas pertumbuhannya tidak terlalu baik. Hal itu tercermin dari pertumbuhan penjualan properti kelas mewah yang stagnan.
"Maka artinya di kelas menengah ke atas ada problem konsumsi rumah tangga," katanya.
Oleh sebab itu, Sarmudji mempertanyakan upaya pemerintah untuk bisa mendorong konsumsi rumah tangga tetap tumbuh di kisaran 5% guna mencapai target pertumbuhan ekonomi. Di mana menurutnya, insentif yang diberikan masih kurang untuk meningkatkan konsumsi rumah tangga.
Apalagi, gejolak ekonomi global juga diperkirakan masih terus berlangsung pada tahun depan. "Karena ini berbagai insentif yang diberikan dirasa masih kurang nendang," katanya.
(Fakhri Rezy)