Walau begitu, untuk saat ini Alibaba tetap menjadi pemegang IPO terbesar di dunia setelah debut publiknya di tahun 2016 dan berhasil mengumpulkan USD25 miliar.
Perusahaan-perusahaan tampak berkecil hati untuk mengejar pencatatan saham di London dan Hong Kong karena Brexit yang mungkin tidak ada kesepakatan menimbulkan ketidakpastian, dan ketika para pemrotes menentang RUU ekstradisi yang kontroversial.
Kehilangan IPO Aramco juga akan menjadi pukulan besar bagi London dan Hong Kong ketika mereka mencoba untuk bersaing dengan Bursa Efek New York sebagai pusat keuangan global utama untuk daftar perusahaan publik baru.
Menurut Wall Street, Aramco mulai meninjau kembali daftar publik bulan lalu dan berencana untuk mendaftarkan 5% sahamnya untuk membantu Arab Saudi agar memperluas ekonominya di luar sektor minyak.
(Dani Jumadil Akhir)