JAKARTA - Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) pada 29 Agustus 2019 masih menyisakan polemik.
Baca Juga: Suprajarto Tolak Perintah Menteri Rini Jadi Dirut BTN
Dalam RUPSLB tersebut, Kementerian BUMN selaku pemegang saham memberhentikan Maryono sebagai Direktur Utama BTN dan menggantikannya dengan Suprajarto. Namun, Suprajarto yang sebelumnya Dirut BRI menolak dan akhirnya memilih mundur.
Kini kedua bank BUMN tersebut belum memiliki dirut definitif. Saat ini jabatan Dirut BTN diemban Direktur Commercial Banking BTN Oni Febriarto ditunjuk merangkap jabatan sebagai Plh Direktur Utama BTN. Sementara, Sunarso ditunjuk jadi Pelaksana Tugas Dirut BRI. Sunarso saat ini Wakil Dirut BRI.
Baca Juga: BRI Dipastikan Punya Dirut Baru 2 September
Menanggapi polemik ini, Serikat Pekerja Bank BTN dan Serikat Pekerja Bank BRI memberikan empat sikap atas hasil RUPSLB BTN. Salah satu poin yang ditekankan adalah meminta Kementerian BUMN mengikuti arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar tidak merombak jajaran direksi hingga Oktober 2019.
"Meminta kepada seluruh pejabat di lingkungan BUMN untuk menahan diri dengan tidak mengambil keputusan politik apapun sampai dengan pelantikan Presiden Jokowi tanggal 10 Oktober 2019 sesuai dengan imbauan Kepala Staf Presiden Pak Moeldoko," demikian pernyataan bersama Ketua Umum SP BRI Ruslina Harsono dan Ketua Umum DPP SP BTN Satya Wijayantara dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Minggu (1/9/2019).
