JAKARTA - Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, akibat perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China selama ini, menyebabkan sejumlah perusahaan hengkang dari Negeri Tirai Bambu.
Oleh sebab itu, peluang tersebut harus segera dimanfaatkan Indonesia. Namun, kesempatan untuk mendapatkan investasi asing hasil relokasi dari China itu bergantung bagaimana iklim investasi di Tanah Air.
Baca Juga: Pemerintah dan Pengusaha Akan Ekspor Barang Ritel ke AS
Menurut Luhut, pemerintah tengah mendorong perbaikan iklim investasi. Hal itu dengan memangkas sejumlah regulasi yang menghambat investasi.
Dia menyebut setidaknya 30% perusahaan AS akan relokasi dari China, sehingga diharapkan setidaknya 5%-10% relokasi perusahaan itu didapatkan oleh Indonesia.
"Mereka (investor) bilang peraturan atau regulasi di Indonesia masih belum friendly (bersahabat). Namun saya bilang sekarang sedang jalan (dibenahi), regulasi itu," ujar dia di Kemenko bidang Kemaritiman Jakarta, Jumat (13/9/2019).
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengeluhkan tak adanya perusahaan asing yang mau berinvestasi Indonesia. Berdasarkan laporan Bank Dunia, hingga saat ini sudah ada 33 perusahan yang merelokasi bisnisnya dari China, namun tak ada satu pun yang ke Indonesia.
Baca Juga: Soal Ibu Kota Baru, Menko Luhut: Kalau Tak Mau Pro Kontra ke Surga Aja
Puluhan perusahaan luar negeri itu lebih memilih negara lain untuk menanamkan modalnya karena rumitnya regulasi di Tanah Air.
"Di 2 bulan yang lalu ada 33 perusahaan di Tiongkok keluar, 23 memilih di Vietnam. Kemudian 10 lainnya perginya ke Malaysia, Thailand dan Kamboja. Enggak ada yang ke kita," ujar Jokowi.
(Rani Hardjanti)