JAKARTA - Presiden Indonesia Ketiga Bacharuddin Jusuf Habibie baru saja meninggal beberapa hari lalu. Namun, karya-karyanya akan tetap membekas sampai kapan pun. Kontribusinya di dunia kedirgantaraan terlalu besar untuk dilupakan.
Semuanya dimulai saat Habibie lulus dari Aachen Technical High Learning, Departemen Konstruksi Pesawat, dan kemudian bekerja di MBB (Masserschmitt Bolkow Blohm), sebuah industri pesawat terbang di Jerman sejak 1965. Ketika dia akan mendapatkan gelar doktornya pada tahun 1964, dia memiliki keinginan kuat untuk kembali ke negaranya supaya bisa berpartisipasi dalam program pembangunan Indonesia di bidang industri penerbangan.
Namun, manajemen KOPELAPIP menyarankannya untuk terus mencari pengalaman lebih banyak sambil menunggu kemungkinan membangun industri pesawat terbang. Maka dari itu, Habibie memutuskan untuk mulai merintis untuk menyiapkan tenaga kerja terampil tinggi yang pada waktu yang ditentukan dapat kapan saja digunakan oleh industri pesawat terbang masa depan di Indonesia.
Hasilnya pun tidak sia-sia, pesawat Gatotkaca N-250 yang melakukan penerbangan perdana pada 10 Agustus 1995 berhasil lahir berkat Habibie. Kala itu, Indonesia tercatat mampu membuat pesawat sendiri. Sebuah catatan yang fantastis.
Tidak selesai sampai situ, bahkan hingga usia senjanya, ia tetap berusaha mengembangkan industri pesawat Indonesia dengan menciptakan pesawat R80. Sayangnya, Mr. Crack (julukan Habibie) harus meninggalkan dunia ini sebelum pesawat hasil rancangannya mengudara. Apakah dengan begitu pesawat R80 akan berhenti diproduksi? Simak faktanya!
1. Dirancang untuk jarak pendek
Habibie merancang R80 menjadi jenis pesawat baling-baling untuk penerbangan jarak pendek dengan landasan yang pendek. Adapun penerbangannya akan dilakukan per daerah, seperti dari Padang ke Palembang. Jadi, pesawat tersebut sangat cocok dengan kondisi geografis Indonesia yang merupakan negara kepulauan.
Baca Juga: Begini Bentuk Pesawat R80 Impian BJ Habibie
2. Tetap berjalan, akan mengudara pada 2022
Pesawat itu direncanakan mulai terbang pada tahun 2022 dengan diproduksi oleh PT Regio Aviasi Industri (RAI), perusahaan yang dibentuk oleh Habibie bersama anak pertamanya, Ilham Habibie. PT Dirgantara Indonesia (DI) juga akan berkonstribusi dengan membuat sebagian komponen R80. Saat ini Ilham A Habibie, juga menjadi Presiden Direktur PT Ilthabi Rekatama yang akan segera mengembangkan pesawat R80 sesuai ide dari BJ Habibie. Pesawat ditargetkan untuk diproduksi masal pada 2021-2023.
Baca Juga: 50 Tahun Berkarya, Indomie Konsisten Hidupkan Inspirasi Indomie untuk Negeri
Follow Berita Okezone di Google News