Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Fakta-Fakta Kilang Minyak Arab Saudi Diserang hingga Nasib IPO Aramco

Rizqa Leony Putri , Jurnalis-Senin, 23 September 2019 |08:14 WIB
Fakta-Fakta Kilang Minyak Arab Saudi Diserang hingga Nasib IPO Aramco
Ilustrasi Minyak (Foto: Okezone.com/Shutterstock)
A
A
A

JAKARTA - Kilang minyak Arab Saudi akhir pekan lalu diserang oleh drone. Hal ini membuat kemunduran besar dalam geopolitik dunia.

Serangan tersebut telah mengurangi produksi minyak mentah sebesar 5,7 juta barel per hari, sekitar setengah dari produksi kerajaan.

Baca Juga: Harga Minyak Tergelincir di Tengah Kekhawatiran Baru Perang Dagang

Berikut beberapa fakta terkait serangan drone di kilang minyak Saudi Aramco seperti dirangkum Okezone, Senin (23/9/2019).

1. Produksi minyak dihentikan sementara

Serangan tersebut membuat produksi perusahaan migas raksasa itu kehilangan sekitar 5,7 juta barel per hari. Jumlah itu setara dengan 5% dari pasokan dunia. Dalam pernyataan yang dirilis kantor berita Saudi Press Agency (SPA), Pangeran Abdulaziz mengatakan serangan itu "mengakibatkan produksi di pabrik Abqaiq dan Khurais dihentikan sementara".

Kilang Minyak

Dia mengatakan bahwa sebagian dari kekurangan itu akan dikompensasi dengan menggunakan stok minyak Aramco. Situasi di kedua fasilitas terkendali, kata CEO Aramco Amin Nasser. Ia menambahkan bahwa tidak ada korban jiwa yang dilaporkan dalam serangan tersebut. Sementara itu, AS akan bekerja dengan sekutunya untuk memastikan pasar energi tetap tersuplai dengan baik.

2. Menlu AS salahkan Iran

Ketegangan antara AS dan Iran meningkat sejak tahun lalu Presiden Trump menarik Amerika mundur dari kesepakatan yang membatasi kegiatan nuklir Iran, dan menerapkan kembali sanksi. Sementara itu, mengenai serangan drone tersebut, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menyalahkan Iran atas serangan ini, mengatakan tidak ada bukti bahwa serangan berasal dari Yaman.

Baca Juga: Pasokan Minyak Australia Rentan di Tengah Konflik Timur Tengah

Dalam sebuah twit, Mike Pompeo menggambarkan serangan tersebut sebagai "serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap pasokan energi dunia". Presiden AS Donald Trump pun telah menawarkan dukungan AS untuk membantu Arab Saudi mempertahankan diri.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement