"Buffer itu karena melesetnya asumsi makro dan target pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi tapi kemungkinan lebih kecil dari 5,3% pada APBN dan bisa lebih rendah ke 5,1%. Melesetnya pertumbuhan ekonomi dampaknya ke pajak. Kemungkin kan ada shortfall," jelasnya.
Dampak shortfall tentu akan berdampak pada defisit, untuk mengurangi defsit tersebut maka dapat dikendalikan menggunakan dana cadangan. Apabila capaian defisit tidak jauh dari target maka dana cadangan tidak perlu dikeluarkan.
"Dampak shortfall akan dampak ke defisit, misalnya akan naik ke 2%. Untuk mengendalikan defisit, maka kita akan gunakan dana buffer untuk mengurangi defisit. Kita pakai ini, artinya tidak kita 0-kan. Dominannya untuk itu," kata Askolani.
(Feby Novalius)