Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

SKK Migas Endus 63 Kasus Pencurian Minyak di Blok Rokan

Giri Hartomo , Jurnalis-Kamis, 24 Oktober 2019 |17:11 WIB
SKK Migas Endus 63 Kasus Pencurian Minyak di Blok Rokan
Pencurian Minyak (Foto: Shutterstock)
A
A
A

JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menemukan 63 kasus pencurian minyak dari jaringan pipa di Blok Rokan yang dikelola oleh PT Chevron Pacific Indonesia (CPI). Adapun pencurian terbesar terjadi pada tahun lalu dengan 53 kasus.

 Baca Juga: Lifting Turun, Penerimaan Negara dari Migas Sulit Capai Target

Deputi Dukungan Bisnis SKK Migas M Atok Urrahman mengatakan kasus pencurian ini sebenarnnya sudah terjadi sejak 2012 lalu meskipun jumlahnya masih kecil. Hanya saja dalam beberapa tahun terkahir ini, kasus pencurian ini kembali terjadi dan jumlahnya cukup banyak.

“Pencurian aset meningkat khususnya Chevron. Nah ini sekarang makin tinggi,” ujarnya saat ditemui di Kantor SKK Migas, Jakarta, Kamis (24/10/2019).

 Baca Juga: Total Aset Hulu Migas Indonesia Capai Rp841 Triliun

Atok menambahkan, para pelaku pencurian ini dinilai sudah ahli dalam melakukan pencurian. Karena berdasarkan kabar yang diterima, pelaku sampai harus membuat terowongan sedalam 100 meter untuk menyedot pipa yang dimiliki Chevron tersebut.

“Beberapa tahun aman, tapi sekarang semakin canggih. Orang-orang itu membuat terowongan yang terakhir ini sampai 100 meter itu pakai pipa yang 2,5 inci dan ini pipanya shipping line yang arah ke titik lifting tadi,” katanya.

 Minyak

Menurut Atok, saat ini pipa yang menjadi target pencurian itu ditutup sementara. Di sisi lain, pihak Chevron juga masih melakukan investigasi untuk mengetahui siapa yang melakukan pencurian di pipa blok Rokan tersebut.

“Sekarang masih didalami, sementara ditutup dulu. Saya juga belum terima laporan lagi,” ucapnya.

Atok juga meminta kepada pihak Chevron untuk memperkuat pengamanan dengan meminta bantuan kepada TNI. Di sisi lain, dirinya juga meminta kepada Chevron untuk melakukan pendekatan kepada masyarakat sekitar agar menghindari kejadian yang sama bisa terulang.

“Jadi tidak semata-mata butuh pengamanan. Tapi juga (harus) ngobrol dengan masyarakat. Mungkin masyarakat engak paham usaha hulu migas milik negara kan. Mungkin orang mikir ini milik asing jangan-jangan kenyataan itu,” katanya.

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement