Dia menjelaskan, dengan dilanjutinya investasi pembangunan kilang oleh perusahaan minyak dan gas bumi (migas) asal Arab Saudi tersebut, akan menampikkan anggapan investasi asing di Indonesia hanya berasal dari Cina.
"Apabila ada investasi dari sahabat kita, dari Saudi Arabia mau masuk kok tak terjadi? Nanti selalu bahasnya oh investasi kok dari Cina saja? Nah sebenarnya investasi dari Jepang, Korea tak pernah didengar," ungkap dia.
Dia menambahkan, mendatangkan investasi dari luar negeri merupakan salah satu cara untuk mengatasi devisit anggaran negara. Pasalnya proyek yang direncanakan tidak hanya bergantung pada Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).
"Pak Presiden Jokowi kan menekankan bagaimana defisit anggaran harus kita carikan solusi. Salah satunya investasi," pungkasnya.
Seperti diketahui, pengembangan Kilang Cilacap merupakan bagian dari 6 proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) dan New Grass Root Refinery (NGRR) untuk meningkatkan kapasitas produksi bahan bakar minyak Pertamina, dari saat ini sekitar 1 juta barel per hari menjadi sekitar 2 juta barel per hari. Keenam proyek tersebut adalah RDMP Cilacap, RDMP Balikpapan, RDMP Balongan, RDMP Dumai, NGRR Tuban dan NGRR Bontang. (DNI)
(Rani Hardjanti)