JAKARTA - Teten Masduki dipercaya Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin untuk menjadi Menteri Koperasi dan UKM. Diharapkan kehadiran Teten dapat menjadikan koperasi lebih tumbuh dan berkembang.
Memulai kerjanya, Teten pun langsung menggelar pertemuan dengan Asosiasi Koperasi Simpan Pinjam Indonesia (Askopindo). Ketua Umum Askopindo Sahala Pangabean menyampaikan harapannya supaya koperasi Indonesia bisa maju bersama. Sebab di dalam Undang-Undang 1945 Pasal 33 ayat 3 menyebutkan, koperasi merupakan badan usaha yang tepat dalam menggerakkan ekonomi kerakyatan.
“Koperasi menjadi salah satu pilar ekonomi bangsa. Kami ingin sekali, koperasi tak lagi dipandang sebelah mata. Koperasi bisa menjadi salah satu badan usaha yang banyak digunakan oleh para pelaku usaha,” ucapnya, dalam keterangan tertulis Kemenkop UKM, Selasa (29/10/2019).
Baca Juga: Indonesia Gandeng Korea Selatan Kembangkan Teknologi bagi UKM
Dirinya pun menyampaikan bahwa selama ini pemerintah kurang memberdayakan keberadaan koperasi. Dia mencontohkan, koperasi di negara maju seperti Amerika Serikat (AS), Jepang, Belanda dan Australia, keberadaan koperasinya justru diproteksi oleh pemerintahnya.
“Kami berharap, di Undang-Undang yang baru nanti, harus ada perlindungan bagi koperasi. Sistem ekonomi saat ini sudah neolib kapitalis, di mana yang kuat yang bertahan. Kalau dihadapkan dengan koperasi mana bisa?” keluhnya.
Menjawab hal ini, Teten sangat berterima kasih atas masukan dari pelaku koperasi. Di beberapa hari ia menjabat, Teten mengaku masih banyak yang harus dipelajarinya.
“Kami terima usulan maupun gagasan dari berbagai pihak termasuk Askopindo. Tentunya ini demi berkembangnya koperasi dan UKM sebagaimana arahan Presiden Jokowi kemarin,” kata Teten.
Baca Juga: Teten Masduki Diminta Jokowi untuk Memajukan UKM Indonesia
Menkop dan UKM mengatakan saat ini, koperasi ditantang untuk lebih berperan, terutama di tengah ekspor yang menurun hingga gejolak ekomomi yang belum stabil. Menurutnya, inilah momentum bagi koperasi dan UKM untuk lebih cepat bertumbuh.
“Pembiayaan saat ini masih jadi kendala, makanya koperasi jangan melakukan bisnis as usuall lagi, harus gerak cepat dan buat gebrakan, supaya koperasi dan UKM ini naik kelas. Bahkan produknya bisa terus bersaing dengan produk luar negeri,” ujarnya.
Di tengah defisit neraca berjalan yang cukup berat, harapannya, lanjut Teten, koperasi diharapkan mulai bisa go internasional. Jangan hanya bermain di pasar domestik.
Koperasi juga diharapkan bisa berkolaborasi dengan perusahaan besar. “Koperasi kecil kalau sendiri-sendiri bagaimana bisa melawan perusahaan besar. Harus ada kluster dan modernisasi,” imbaunya.
Dia juga menyambut baik pihak Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang bersama-sama ikut men-support pembiayaan bagi UKM. Setidaknya, dari sisi regulasi sudah ada komitmen yang jelas.
“Kami bicara dengan OJK terkait pembiayaam koperasi dan UKM, bagaimana pembiayaan di sektor ini bukan lagi skala recehan, tapi skala yang besar supaya KUR dan LPBD bisa terserap banyak. Harus ada skema,” tuturnya.
Teten menjanjikan, di masa kepemimpinannya, ia ingin bergerak cepat. “Tak usah kita membuat hal yang besar, minimal 2% dari permasalahan yang ada kita bisa selesaikan dulu. Saya ingin buat dari kecil ini berdampak besar,” katanya.
(Feby Novalius)