"Untuk angkanya ya varitatif tergantung rumah sakitnya tetapi kalau kita rata-ratakan, rumah sakit kelas saya punya klien sekitar Rp8 miliar per bulan, jika tertunggak 3 bulan saja itu sudah Rp24 miliar per rumah sakit kita rata-ratakan," ujarnya.
Selain itu, Herman juga menilai masih ada rumah sakit swasta yang masih memikirkan pembayaran obat, pembayaran jasa medis dan peralatan kesehatan yang masih ditanggung sendiri, lain hal dengan rumah sakit milik pemerintah yang masih memiliki APBD atau APBN.
"Kalau rumah sakit pemerintah masih mending, masih bisa bernafas karena ada APBD atau APBN, tetapi kalau swasta: bagaimana pembayaran obatnya, pembayaran jasa medis bagaimana peralatan kesehatan itu semuanya ditanggung oleh rumah sakit. nah di sinilah Rumah Sakit swasta yang nanggung itu menjadikan ini persoalan beban berganda kira-kira begitu," tuturnya.
(Feby Novalius)