Pria yang akrab disapa Kecuk tersebut menyatakan, komoditas non migas yang mengalami peningkatan nilai impor tertinggi yakni mesin/peralatan listrik sebesar USD122,5 juta, besi dan baja USD103,4 juta, ampas/sisa industri makanan USD59,2 juta, bahan bakar mineral USD48,9 juta, serta biji-bijian berminyak USD30,7 juta.
Baca juga: Turun 2,41%, Impor September 2019 Capai USD14,26 Miliar
Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan nilai impor terendah yakni mesin-mesin/pesawat mekanik USD109,9 juta, kapal laut dan bangunan terapung USD76 juta, bahan kimia organik USD38,1 juta, lalu bijih, kerak dan abu logam USD25,4 juta, serta garam, belerang, kapur USD16,7 juta.
Adapun secara sepanjang Januari-Oktober 2019 kinerja impor Indonesia tercatat mencapai USD140,89 miliar. Realisasi ini lebih rendah 9,94% dari periode Januari-Oktober 2018 yang sebesar USD156,44 miliar.
(Fakhri Rezy)