JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memaparkan pelaksanaan program mandatori Biodesel 20% alias B20. Pemanfaatan B20 hingga kuartal III-2019 sudah mencapai 4,63 juta kiloliter (kl).
Baca Juga: Impor Solar Turun 45% berkat B20
Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan, pelaksanaan program B20 sudah mulai terasa efeknya terhadap angka impor migas. Berkat program ini juga negara mampu menghemat devisa mencapai Rp35,58 triliun.
"Pemanfaatan biodiesel dalam negeri sampai triwulan III-2019 sebesar 4,63 juta kiloliter (kl), menghemat devisa sekitar USD2,37 miliar atau Rp35,58 triliun," ujarnya di ruang Rapat Komisi VII, DPR-RI, Jakarta, Rabu (27/11/2019).
Baca Juga: Tak Ada Keraguan, B30 Diterapkan Januari 2020
Arifin mengatakan, dari sisi produksi program B20 juga sudah mulai mendekati 100%. Pasalnya, hingga saat ini total produksi biodiesel mencapai 6,26 juta kl atau sudah mencapai 82% dari target 7,37 juta kl.
"Kebijakan mandatori B20, produksinya sudah 6,26 juta kl atau 82% dari target produksi sebesar 7,37 juta kl," kata Arifin.
Asal tahu saja, B20 merupakan program pemerintah yang mewajibkan pencampuran 20% biodiesel dengan 80% bahan bakar minyak (BBM) jenis solar. Program ini mulai diimplementasikan pada 1 September 2018.
Â