JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati akan melakukan evaluasi terhadap kinerja Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang masih merugi. Hal itu dilakukan dengan berkordinasi bersama Menteri BUMN Erick Thohir.
Berdasarkan data Kementerian Keuangan (Kemenkeu), hingga 2018 masih terdapat tujuh BUMN yang merugi meski telah disuntik dana dalam bentuk Penyertaan Modal Negara (PMN). Ketujuhnya, PT Dok Kodja Bahari (Persero), PT Sang Hyang Seri (Persero), PT PAL Indonesia (Persero), PT Dirgantara Indonesia (Persero), PT Pertani (Persero), Perum Bulog dan PT Krakatau Steel (Persero).
Baca Juga: Ditanya Soal Rudiantara Jabat Dirut PLN, Menteri BUMN: Proses Masih Berjalan
"Jadi kami bersama Menteri BUMN akan bersama-sama melihat mana-mana yang memang perlu untuk diperkuat dalam bentuk penguatannya dan bagaimana misi pembangunannya tetap bisa dijalankan secara lebih akuntabel," ujarnya ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (2/12/2019).
Menurut Bendahara Umum Negara tersebut, seluruh BUMN perlu dijaga keberlanjutannya sehingga misi pembangunan dalam negeri juga tetap berjalan terus. Oleh sebab itu, penting untuk kinerja keuangan BUMN bisa membukukan keuntungan.
Baca Juga: Jumlahnya Dipangkas, Ini Tugas Baru 3 Deputi Kementerian BUMN
"BUMN memang selalu harus mencari titiik keseimbangan antara misi pembangunan dan mejaga kesehatan dari neraca dan laporan keuangannya," kata dia.
Sementara itu, Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menambahkan, evalusi BUMN yang merugi akan dilihat mulai dari tata kelola perusahaan hingga penyebab kerugiannya meski telah disuntik PMN.