
Selain kenaikan harga komoditas, volume ekspor pun diperkirakan meningkat seiring peningkatan aktivitas manufaktur dari seluruh mitra dagang Indonesia seperti Kawasan Euro, Amerika Serikat, China, Jepang, India dan ASEAN.
Sementara laju impor diperkirakan mengalami penurunan 12,25% yoy, di mana secara bulanan impor diperkirakan akan cenderung tidak banyak berubah dari bulan lalu. Hal ini akibat dari adanya kenaikan harga minyak sebesar 6%, yang mana mendorong kenaikan impor migas secara bulanan.
Baca juga: Neraca Dagang Oktober Surplus, Menko Airlangga: Tapi Ekspor Nonmigas Turun
"Yang kemudian akan tertutupi oleh kontraksi dari impor non-migas akibat industri manufaktur Indonesia masih dalam kondisi terkontraksi, tercermin dari Indeks PMI (Purchasing Managers' Index) manufaktur <50," kata dia.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)