JAKARTA - Kinerja neraca perdagangan bulan November diperkirakan mengalami surplus USD309 juta. Melanjutkan perbaikan dari realisasi di Oktober 2019 mengalami surplus sebesar USD161,3 juta.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede menyatakan, surplus perdagangan tersebut dipengaruhi oleh laju ekspor bulanan cenderung lebih tinggi dibandingkan laju impor bulanan.
Baca juga: Presiden Jokowi Curhat soal Masalah Neraca Dagang Tak Pernah Beres
"Kinerja ekspor bulan November cenderung meningkat dibandingkan bulan sebelumnya, dipengaruhi oleh peningkatan harga komoditas ekspor dan volume ekspor," ujarnya kepada Okezone, Jakarta, Senin (16/12/2019).
Dia menjelaskan, laju ekspor diperkirakan sebesar 1,58% secara tahunan (year on year/yoy), didorong oleh kenaikan harga komoditas secara rata-rata pada periode bulan November. Seperti harga minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) yang naik 18%, batubara naik 0,4% dan karet alam naik 6%.