JAKARTA – Tindakan China yang menerjang Perairan Natuna, Kepulauan Riau membuat Pemerintah Indonesia geram. Pasalnya, sejumlah kapal China ini tidak hanya melewati perairan milik Indonesia ini tetapi mencari ikan.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun tidak diam saja, dirinya bahkan langsung menuju ke Perairan Natuna pada Rabu (8/1/2020) kemarin. Dia dengan tegas menyampaikan, Natuna adalah bagian tak terpisahkan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Ulah China dalam menerobos dan mencuri ikan di Natuna bukan hanya kekurangan wilayah memancing ikan. Tetapi, Perairan Natuna di Kepulauan Riau memiliki segudang potensi ikan yang harganya tak ternilai. Oleh karena itu, Okezone akan merangkum fakta-fakta seputar potensi yang dimiliki oleh Natuna, Jakarta, Minggu (19/1/2020):
1. Kekayaan Biota Laut yang Berharga
Perairan Natuna di Kepulauan Riau memang terkenal sebagai surge perairan Indonesia karena terdapat banyak biota laut yang berpotensi diekspor dengan harga fantastis.
Seperti kerapu hasil pembudidayaan, 6.720 kg ikan diekspor ke Hong Kong, dengan nilai ekspor mencapai USD100.314 atau Rp1,45 miliar pada September 2018. Harga ikan kerapu berbagai jenis, masing-masing kerapu hybrid Rp85.000 per kg, ikan kerapu tikus Rp800.000 per kg, dan kerapu sunu senilai Rp350.000 per kg.
Tak hanya berbagai jenis ikan kerapu, ada juga ikan napoleon. Pemerintah menetapkan kuota ekspor sebanyak 40 ribu ekor dengan ukuran lebih dari 1 kg hingga mencapai 3 kg per ekor, masing-masing untuk kuota Natuna sebanyak 30 ribu ekor dan Kepulauan Anambas sebanyak 10 ribu ekor.