JAKARTA - Pemerintah akan merampungkan pengerjaan tiga bendungan yang ada di Jawa Timur pada tahun ini. Ketiga bendungan terebut yakni Bendungan Bendo di Ponorogo, Bendungan Tukul di Pacitan dan Bendungan Gongseng di Bojonegoro.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, nantinya ketiga bendungan itu akan rampung dan diisi (implouding) oleh air pada tahun ini. Dengan diisinya ketiga bendungan itu akan bisa meningkatkan jumlah tampungan air yang ada di Indonesia.
Baca juga: Bendungan Paselloreng Rampung, Netizen Nilai Mirip Sirkuit
Di samping itu, pembangunan ketiga bendungan tersebut bertujuan untuk memenuhi misi ketahanan pangan dan ketahanan air. Sebab ketiganya merupakan bagian dari pembangunan 65 bendungan yang menjadi Program Strategis Nasional Pemerintah yang dikerjakan oleh Kementerian PUPR.
“Bendungan Bendo memiliki kapasitas cukup besar, bisa menampung 43,11 juta meter kubik air untuk suplai irigasi di Kabupaten Madiun dan Kabupaten Ponorogo seluas 7.800 hektare," ujarnya mengutip dari halaman Kementerian PUPR, Kamis (23/1/2020).
Baca juga: Pembangunan Rampung, Sawah Seluas 8.510 Ha Dialiri Air dari Bendungan Paselloreng
Ketiga bendungan di Jawa Timur tersebut merupakan bendungan multiguna yang berfungsi sebagai pengendali banjir, sumber air baku, sumber air daerah irigasi dan juga pembangkit listrik.
"Selain itu, bendungan ini bisa menyalurkan air baku sebesar 780 liter per detik, pembangkit listrik sebesar 4 MW dan mereduksi banjir 490 meter kubik per detik,” jelasnya.
Adapun rinciannya, bendungan Bendo dengan tinggi 71 meter ini dibangun mulai 2013 dan selesai pada 2020. Konstruksi dikerjakan oleh PT. Wijaya Karya, PT. Hutama Karya dan PT. Nindya Karya (KSO) dengan nilai kontrak Rp 709,4 miliar.
Baca juga: Bendungan Kamijoro Pasok Kebutuhan Air Bersih ke Bandara Baru Yogyakarta
Selanjutnya adalah Bendungan Tukul mampu menampung 8.68 juta meter kubik air untuk untuk mensuplai irigasi seluas 600 hektare dan air baku 300 liter per detik. Bendungan ini juga berfungsi mengurangi banjir di Pacitan karena bendungan ini diharapkan untuk mengendalikan debit banjir yang berasal anak Sungai Grindulu.
Pembangunan bendungan Tukul yang dimulai pada 2013 hingga 2020 ini dikerjakan oleh PT. Brantas Abipraya dengan nilai kontrak Rp 636 miliar.