JAKARTA - Ibu Kota Negara (IKN) ditargetkan mempunyai peradaban baru. Hal ini dililhat dari penggunaan transportasi massal yang autonomous di daerah tersebut.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, penggunaan transportasi berbasis elektrik dan autonomous. Selain itu, kendaraan pribadi pun juga harus menerapkan electric vehicle dan autonomous.
Baca juga: Proyek Ibu Kota Baru Jadi Salah Satu Program Kemenhub di 2021
”Tetapi kita pindah ke sana itu bukan ingin pindah gedung, ingin pindah lokasi bukan itu. Yang paling penting adalah bagaimana kita membangun sebuah sistem, pindah pola kerja, pindah sistem kerja, pindah kultur kerja," ujarnya mengutip laman Setkab, Jakarta, Sabtu (25/1/2020).
Hal ini dikarenakan, lanjut Jokowi, ke depan persaingan antar negara akan semakin berat. "Negara yang cepat akan mengalahkan negara yang lambat,” tutur Presiden.
Baca juga: Pemindahan Ibu Kota Masuki Babak Baru, Ada Kejutan?
Presiden juga menyampaikan bahwa urusan penduduk di Indonesia terkait dengan pemerataan. Karena dari 267 juta, sambung Presiden, itu 56% itu ada di Jawa.
"56 persen data yang saya miliki. Artinya kurang lebih berapa, 149 juta ada di Jawa, sehingga daya dukung Jawa ini sebetulnya sudah enggak mampu,” ujar Presiden.
Baca juga: Pemerintah Diminta Pakai Karet Lokal Bangun Ibu Kota Baru
Untuk itu, menurut Presiden, karena magnetnya itu ada di sini, di Jakarta, perlu digeser magnet tersebut ke ibu kota yang baru, agar ada pemerataan penduduk dan ekonomi.