JAKARTA - PT Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (Persero) atau Taspen memastikan, melakukan investasi dana kelolaannya pada aset-aset berkinerja baik. Sebagian besar ditempatkan pada instrumen yang memberikan hasil tetap (fixed income), yaitu surat utang maupun deposito.
Hal ini sekaligus menepis kabar bahwa Taspen menjadi salah satu BUMN Asuransi yang juga melakukan investasi pada aset berkinerja buruk. Ini buntut dari persoalan yang terjadi di PT Asuransi Jiwasraya (Persero) yang melakukan investasi di saham-saham gorengan.
Direktur Utama Taspen Antonius Steven Kosasih menyatakan, surat utang maupun deposito mengambil porsi 86,2% dari total investasi perseroan. Terdiri dari surat utang sebesar 67,5% dan deposito sebesar 18,7%.
Baca Juga: Ada Panja Industri Jasa Keuangan, Bos Taspen: Peluang Kami Tunjukkan Investasi Prudent
"Sebagian besar merupakan obligasi (surat utang) pemerintah dan deposito sebagian besar ditempatkan di bank-bank BUMN," katanya dalam konferensi pers di Menara Taspen, Jakarta, Senin (27/1/2020).
Untuk menjaga likuiditas perusahaan dan keamanan dana, lanjutnya, Taspen menempatkan hampir 80% deposito di bank-bank BUMN dan 18% di Bank Pembangunan Daerah (BPD). Sisanya hanya 2% pada bank umum, yang juga merupakan anak usaha dari Bank Mandiri dan Taspen yaitu Bank Mandiri Taspen.
Meski demikian, diakuinya investasi pada portofolio saham juga tetap dilakukan perseroan, namun porsinya kecil hanya 4,9% dari total investasi. Adapun pada reksa dana sebesar 6,7%, dengan porsi reksa dana saham 1,3% dari total investasi. Sementara sisanya, sebesar 2,2% investasi Taspen ditempatkan pada investasi langsung.
Baca Juga: Laba Bersih Taspen Melonjak 42,97% Sepanjang 2019
Menurutnya, investasi di saham dilakukan perseroan dengan memilih emiten yang sebagian sangat besar terdaftar pada Indeks LQ45 dan didominasi oleh saham-saham BUMN yang tergolong saham-saham blue chip. "Investasi pada saham itu pun dengan seleksi pemilihan manajer investasi yang sangat ketat," imbuhnya.
Pada instrumen reksa dana, perseroan melakukan investasi melalui maksimum 15 manajer investasi yang memiliki dana kelolaan (asset under management/AUM) di atas Rp4 Triliun hingga sekitar Rp50 triliun. Di mana 90% di antaranya adalah manajer investasi yang menduduki peringkat 15 besar dan hampir 50% penempatan reksadana Taspen pada manajer investasi BUMN.
“Kami berkomitmen untuk selalu menerapkan prinsip kehati-hatian yang kami pegang teguh, guna menjamin keamanan dana investasi yang kami kelola untuk memberikan manfaat secara maksimal kepada peserta,” tutup Antonius.
Taspen mencatatkan, portofolio saham 5 tahun terakhir menghasilkan imbal hasil (return) sebesar Rp3.5 triliun, baik dari capital gain maupun dividen. Berikut 51 emiten yang mendapat investasi dari Taspen sepanjang tahun 2015-2019:
1. PT Bank Central Asia Tbk
2. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
3. PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk
4. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
5. PT Unilever Indonesia Tbk
6. PT Astra International Tbk
7. PT HM Sampoerna Tbk
8. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
9. Indofood CBP Tbk
10. PT Gudang Garam Tbk
11. PT United Tractors Tbk
12. PT Kalbe Farma Tbk
13. PT Semen Indonesia (Persero) Tbk
14. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
15. PT Indofood Sukses Makmur Tbk
16. PT Perusahaan Gas Negara Tbk
17. PT Adaro Energy Tbk
18. PT Mayora Indah Tbk
19. PT Jasa Marga (Persero) Tbk
20. PT Bukit Asam Tbk
21. PT Astra Agro Lestari Tbk
22. PT Pakuwon Jati Tbk
23. PT Bumi Serpong Damai Tbk
24. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
25. PT Surya Citra Media Tbk
26. PT Aneka Tambang Tbk
27. PT Waskita Karya (Persero) Tbk
28. PT Ciputra Development Tbk
29. PT Wijaya Karya (Persero) Tbk
30. PT Mitra Adiperkasa Tbk
31. PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk
32. PT BPD Jawa Timur Tbk
33. PT PP London Sumatra Indonesia Tbk
34. PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk
35. PT Waskita Beton Precast Tbk
36. PT Timah Tbk
37. PT Eagle High Plantations Tbk
38. PT Garuda Maintenance Facility Tbk
39. PT Sampoerna Agro Tbk
40. PT Adhi Karya (Persero) Tbk
41. PT Wijaya Karya Beton Tbk
42. PT Harum Energy Tbk
43. PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk
44. PT PP Presisi Tbk
45. PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk
46. PT Steel Pipe Industry Tbk
47. PT Jasa Armada Indonesia Tbk
48. PT Erajaya Swasembada Tbk
49. PT Krakatau Steel (Persero) Tbk
50. PT PP Properti Tbk
51. PT Semen Baturaja (Persero) Tbk
(Feby Novalius)