Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Ada Virus Korona, Bagaimana China Bisa Selamatkan Perekonomiannya?

Maylisda Frisca Elenor Solagracia , Jurnalis-Senin, 03 Februari 2020 |13:29 WIB
Ada Virus Korona, Bagaimana China Bisa Selamatkan Perekonomiannya?
Yuan (Reuters)
A
A
A

Kementerian Keuangan dan Komisi Kesehatan Nasional di China juga mengumumkan kepada publik mengenai sebuah rencana dari pihak berwenang untuk menutupi biaya pribadi yang dikeluarkan oleh mereka untuk masalah wabah virus korona. Pemerintah China juga mensubsidi tenaga medis dan pekerja lain dalam pencegahan virus dengan sekitar 300 yuan setara USD42,7 atau Rp585.630 setiap hari.

Untuk membantu meringankan apa yang para pejabat sebut sebagai "kekurangan pasokan" medis yang parah, banyak pabrik China tetap buka meskipun sedang liburan Tahun Baru Imlek, dan mereka menerima dukungan pemerintah untuk melakukannya.

Masker wajah dan produsen pakaian pelindung yang berbasis di Shandong, Sanqi Medical mengatakan, ada lebih dari 200 karyawan yang bekerja sepanjang waktu. Mereka menerima gaji 200 yuan per hari, dengan subsidi pemerintah 100 yuan setara USD14,50 atau Rp198.867 per pekerja tiap harinya.

"Di depan kebijakan fiskal, kami percaya Beijing akan lebih berani pada defisit fiskal dan meningkatkan transfer pendapatan pemerintah pusat ke pemerintah lokal yang terkena dampak, terutama untuk mendukung layanan medis dan proyek-proyek yang terkait dengan produksi instrumen medis dalam waktu dekat," kata Lu.

Dia mengharapkan pemerintah untuk meningkatkan target defisit fiskal untuk tahun ini dari 2,8% pada 2019, menjadi 3% pada tahun ini. Lu juga memperkirakan Beijing akan secara substansial meningkatkan kuota untuk obligasi khusus pemerintah daerah menjadi 3,4 triliun yuan setara USD484,59 miliar atau Rp6,64 triliun tahun ini, naik dari 2,15 triliun yuan tahun lalu.

People's Bank of China mengatakan, mereka akan menggunakan operasi pasar terbuka dan alat kebijakan moneter lainnya untuk memastikan likuiditas yang cukup, mengingat penundaan pembukaan kembali pasar terbuka hingga Senin.

"Dalam pandangan kami, pemotongan RRR, penurunan suku bunga, berbagai fasilitas pinjaman, dan operasi pasar terbuka semua adalah opsi yang memungkinkan," kata Lu.

"Kami percaya PBOC juga dapat meluncurkan beberapa langkah pelonggaran kredit yang ditargetkan untuk membantu korporasi dan rumah tangga yang cenderung lebih menderita dari wabah virus," lanjutnya.

Awal pekan ini, Komisi Regulasi Perbankan dan Asuransi China juga mendorong lembaga keuangan untuk mendukung bisnis dan rumah tangga yang terkena virus, dengan sejumlah langkah seperti menurunkan suku bunga pinjaman untuk perusahaan-perusahaan yang tertekan.

Dalam menghadapi tekanan ekonomi yang meningkat, China kemungkinan akan menambah tingkat utangnya, terutama karena Beijing telah berusaha untuk meningkatkan pembiayaan untuk bisnis yang dijalankan secara pribadi. Perusahaan-perusahaan ini merupakan mayoritas pertumbuhan ekonomi di China, tetapi seringkali memiliki waktu yang lebih sulit daripada perusahaan milik negara dalam mengakses pembiayaan dari bank-bank besar milik pemerintah.

“Fakta bahwa perekonomian menurun drastis pada kuartal ini tidak mengurangi kekhawatiran Beijing tentang pendanaan untuk perusahaan swasta dan UKM. Pada kenyataannya, permintaan yang akan datang akan memperburuk mereka,” ujar CEO China Beige Book Leland Miller.

(Fakhri Rezy)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement